REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu baru mulai memasuki tahap persemaian. Namun, serangan tikus sudah mengancam keselamatan benih padi yang baru berumur sekitar dua minggu.
Untuk mengatasinya, para petani pun bergotong royong melakukan gropyokan. tulah yang dilakukan puluhan petani Desa Rambatan, Kecamatan Sindang. Sejak dua hari terakhir, mereka bergotong royong memburu dan membasmi tikus-tikus yang bersembunyi di lubang-lubang sawah.
‘’Kalau tidak seperti ini, persemaian kami bisa habis,’’ ujar seorang petani desa setempat, Tarwan (54), Senin (7/1). Tarwan mengatakan perburuan terhadap tikus itu dilakukan dengan berbagai cara. Selain membongkar sarang-sarang tikus, perburuan juga dilakukan dengan pengasapan dan menggunakan anjing.
Petani yang lain, Conot, menambahkan, selama dua hari melakukan gropyokan, tikus yang diperoleh mencapai 150 ekor. Dia menyatakan, gropyokan akan dilakukan hingga seminggu ke depan. ''Tikus harus benar-benar habis kalau mau tanaman padi selamat,'' tutur Conot.
Sementara itu, selain di Kabupaten Indramayu, pembasmian tikus juga dilakukan di Kabupaten Cirebon. Bahkan, imbauan untuk melakukan gropyokan sudah dimulai sebelum musim tanam tiba.
''Kalau tidak dilakukan gropyokan dulu, maka dikhawatirkan akan terjadi serangan tikus secara besar-besaran terhadap tanaman padi,'' tutur Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar.
Tasrip mengungkapkan, selama musim kemarau, ribuan hektare tanaman padi di sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon mengalami puso. Akibatnya, tikus-tikus yang ada di sawah kehabisan makanan.
‘’Karena itu, tanaman padi pada musim tanam rendeng menjadi sasaran empuk bagi tikus,’’ kata Tasrip.
Tasrip menambahkan, upaya lain untuk mengantisipasi ganasnya serangan tikus adalah dengan melakukan penanaman padi secara serempak. Dengan cara itu, maka serangan tikus tidak akan terkonsentrasi ke satu daerah.