Senin 07 Jan 2013 14:31 WIB

Penumpang Merpati Airlines Melahirkan di Pesawat

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Karta Raharja Ucu
 Kru pesawat Merpati yang membantu persalinan di udara.
Foto: dok. Merpati
Kru pesawat Merpati yang membantu persalinan di udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerbangan Merpati Nusantara Airlines nomor penerbangan MZ 845 dari Timikia menuju Makassar, diwarnai kisah persalinan seorang penumpang.

Adalah Harmani (33) nama penumpang yang melahirkan saat pesawat jenis Boeing 737-400 itu melayang di atas ketinggian 32 ribu kaki dari permukaan tanah, Ahad (6/1).

Sherly Juwita, seorang pramugari Merpati yang membantu proses persalinan mengatakan dari 152 penumpang, ada dua ibu hamil yang ikut menjadi penumpang pada penerbangan rute Timika-Makassar-Cengkareng, yang take off sekira pukul 18.05 WIT.

Dari total 152 penumpang, 136 di antaranya dewasa, tujuh anak-anak dan sembilan bayi. "Saat itu ada dua orang perempuan yang hamil yang naik ke pesawat itu, salah satunya Harmani yang naik dari Timika dengan nomor tempat duduk 24A," ujar Sherly kepada ROL, Senin (7/1).

Pramugari yang sudah 17 tahun bertugas di Merpati itu menjelaskan setiap perempuan hamil yang hendak naik pesawat Merpati, harus menunjukkan surat keterangan sehat dan surat laik terbang dari dokter. Tidak terkecuali Harmani.

Dalam surat keterangan dokter kondisi Harmani baik-baik saja dan laik terbang, meski usia kandungannya sudah memasuki 31 minggu.

"Setelah pesawat take off, saya berjalan dari depan ke belakang. Kemudian saya menghampiri dan bertanya tentang kondisi ibu Harmani. Dia mengatakan perutnya sakit," kisah Sherly.

Namun, tak lama Harmani memanggil Sherly karena ia merasa ingin melahirkan. Harmani sempat meminta kembali ke Timika, namun Sherly menolak karena pesawat sudah lepas landas menuju Makassar, Sulawesi Selatan.

Akhirnya, Sherly beserta lima kru pesawat lainnya, yang terdiri dari pramugari dan teknisi, membantu proses persalinan Harmani.

"Kami menyiapkan botol oksigen, kotak peralatan kesehatan (medical kit), kotak peralatan pertolongan pertama (first aid kit)," tuttur Sherly.

Saat itu penumpang di pesawat tidak ada yang berprofesi sebagai tenaga medis. Hanya ada satu mahasiswi sekolah perawat yang akhirnya ikut membantu persalinan.

Persalinan berlangsung di tempat duduk Harmani. Soalnya, menurut Sherly sudah tidak ada waktu memindahkan Harmani ke tempat yang lebih luas.

"Dia (mahasiswi keperawatan) yang memotong tali pusar. Persalinan kemudian berlangsung lancar sekira 15 menit. Bayi perempuan itu lahir dengan selamat sekira pukul 18.40 WIT," ujar Sherly.

Setelah lahir, bayi tersebut diselimuti dan dibawa ke bagian depan pesawat. "Karena kondisi bayi yang masih prematur, jadi dia kami hangatkan dan kami letakkan di tempat tidur plastik di depan pesawat yang masih hangat," ujar Sherly seraya mengatakan kondisi Harmani juga sehat.

Setelah dua jam perjalanan pesawat, masih kata Sherly, Harmani dan bayinya diturunkan di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

"Mobil ambulans sudah menunggu (kedatangan pesawat) dan kemudian membawa Harmani beserta si bayi," tutur Sherly yang mengaku persalinan di Merpati baru kali pertama terjadi.

Sherly juga belum tahu apakah karena kejadian itu Merpati akan memperketat izin perempuan hamil yang ingin menjadi penumpang Merpati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement