Sabtu 05 Jan 2013 17:57 WIB

Sido Muncul Manfaatkan Limbah Kering untuk Pemanas

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--PT Sidomuncul, perusahaan jamu tradisional dan obat-obatan herbal akan memanfaatkan limbah kering sisa proses produksi sebagai bahan bakar mesin pemanas untuk menekan pencemaran.

"Kami sudah beli mesin-mesin pemanas yang menggunakan limbah sebagai bahan bakar. Kemungkinan pada Februari-Maret mendatang sudah datang," kata Direktur Utama PT Sidomuncul Irwan Hidayat di Semarang, Sabtu.

Hal tersebut diungkapkannya usai menerima kunjungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan di Pabrik PT Sidomuncul yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta KM 28, Bergas-Klepu, Kabupaten Semarang.

Menurut dia, proses produksi jamu dan obat-obatan herbal di pabrikan tersebut rata-rata menghasilkan limbah kering mencapai sekitar 25 ton/bulan, dan selama ini belum dimanfaatkan secara lebih optimal.

"Daripada tidak dipakai, kami gunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin pemanas 'steam boiler'. Kalau mesinnya sudah datang dan dipakai, maka nantinya di sini akan 'zero' limbah," katanya.

Ia menyebutkan selama ini dibutuhkan sekitar 30 ton bahan bakar untuk mengoperasikan mesin pemanas setiap bulannya, sementara limbah kering yang dihasilkan mencapai 25 ton/bulan, sisanya tetap memakai solar.

"Ya nantinya limbah-limbah kering semua terpakai untuk bahan bakar. Setiap bulannya butuh sekitar 30 ton bahan bakar, 25 tonnya dicukupi dari limbah kering dari proses produksi, sisanya tetap pakai solar," katanya.

Ditanya bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi jamu, ia mengaku tidak hafal, tetapi meyakinkan bahwa sebagian besar, yakni 60-70 persen bahan baku berupa rempah-rempah didapatkan dari wilayah Jawa Tengah.

"Kalau berapa besar bahan baku saya tidak hafal. Yang jelas banyak karena limbahnya setiap bulan saja mencapai 25 ton, limbah kering. Sebagian besar bahan baku kami ambil dari wilayah Jateng karena lebih dekat," katanya.

Irwan menyebutkan, daerah-daerah yang menjadi penyuplai bahan baku PT Sidomuncul, antara lain Purwokerto, Kebumen, Boyolali, Karanganyar, Wonosobo, dan Cilacap, bergantung jenis tanaman yang dibutuhkan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement