REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -— Sepanjang 2012, peristiwa rumah ambruk mendominasi bencana di Kota Sukabumi.
Pasalnya, pada tahun lalu terjadi sebanyak 51 kasus rumah ambruk atau 38 persen dari total bencana. Dari data Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Penanggulangan Bencana (Dinsostek PB) Kota Sukabumi menyebutkan, selain rumah ambruk bencana lainnya yang marak antara lain longsor 29 kejadian (22 persen), banjir 18 kejadian (14 persen) dan puting beliung 13 kejadian (10 persen).
‘’Pada 2012 kasus bencana alam memang cukup tinggi,’’ ujar Kepala Dinsostek PB Kota Sukabumi, Adang Taufik, kepada wartawan, Jumat (4/1). Penyebabnya, karena sebagian wilayah Sukabumi memang termasuk daerah rawan bencana alam seperti longsor dan banjir.
Dikatakan Adang, secara keseluruhan total kasus bencana alam di Kota Sukabumi sepanjang 2012 mencapai sebanyak 133 kejadian dengan kerugian sekitar Rp 1,9 miliar. Korban bencana yang terkena dampak mencapai sebanyak 567 jiwa atau 376 kepala keluarga (KK) yang tersebar di tujuh kecamatan.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Dinsostek PB Kota Sukabumi, Hendra Resmanda menambahkan, Pemkot Sukabumi sebelumnya telah menetapkan siaga darurat bencana. Hal ini dilakukan untuk mempercepat penanganan bencana alam.