Kamis 03 Jan 2013 22:11 WIB

Pencipta Mobil Listrik Sebut Dahlan tak Hargai Karyanya

  Mobil sport listrik Tucuxi saat diperkenalkan di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad (23/12).  (Republika/Yasin Habibi)
Mobil sport listrik Tucuxi saat diperkenalkan di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad (23/12). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencipta mobil listrik "Ferrari" Tucuxi yang dipamerkan Dahlan Iskan beberapa waktu lalu, mengaku kecewa karena karyanya itu tidak dihargai.

"Sebagai anak bangsa, saya sangat ingin berbuat sesuatu untuk negeri ini. Tapi yang saya dapatkan malah hak cipta saya dilanggar," kata Danet Suryatama ketika dihubungi di Jakarta, Kamis malam.

Menurut Danet, pihak yang melakukan pelanggaran etika tersebut adalah bengkel modifikasi mobil Kupu-Kupu Malam yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta.

"Tanpa sepengetahuan saya mesin mobil Tucuxi milik Dahlan Iskan di-"petani" (dibongkar-bongkar, red.). Ini tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah kami buat, bahwa harus menjaga kerahasiaan teknologi mobil ini," ujar Danet.

Menurut Danet, pembongkaran mesin mobil Tucuxi dilakukan diam-diam di bengkel modifikasi Kupu-Kupu Malam yang berlokasi di Sleman, Jogjakarta, yang mengakibatkan kerahasiaan soal teknologi mobil ini terbuka (Baca: 'Dahlan Biarkan Pelanggaran Hak Cipta Atas Mobil Listrik Tucuxi').

Terkait dengan hal itu, pria jebolan ITS yang meraih gelar doktor di Michigan, Amerika Serikat, ini mengatakan bahwa, Dahlan Iskan sebagai pemilik mobil juga ikut bertanggung jawab atas upaya penjiplakan karyanya tersebut.

"Saya tidak mempermasalahkan jika tidak dilibatkan dalam produksi massal mobil listrik 'Ferrari' Tucuxi di Indonesia. Namun, cara melakukan pembongkaran tanpa izin itu adalah pelanggaran hak cipta dan telah mengurangi minat saya untuk mengembangkan mobil listrik buatan Indonesia," kata Danet menegaskan.

Padahal, kata dia, dirinya sangat ingin melihat industri otomotif Indonesia maju dan berkembang sejajar dengan negara produsen otomotif kelas dunia.

"Saya disuruh kembali ke Indonesia oleh Dahlan Iskan. Saya penuhi dan dengan tulus ingin membantu industri otomotif di Indonesia, tetapi yang saya dapatkan adalah perlakuan yang tidak menyenangkan, hak cipta saya tidak dihargai," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement