REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Hujan yang terjadi semalaman sepanjang Rabu (2/1) malam hingga Kamis (3/1) dinihari, menyebabkan banjir di beberapa daerah.
Di Kabupaten Purbalingga, banjir merendam rumah-rumah warga di dua desa, Desa Cilapar dan Penolih, Kecamatan Kaligondang.
Sedangkan di Kabupaten Cilacap, banjir merendam ratusan hektar areal persawahan di Kecamatan Kroya.
Mengenai banjir di Desa Cilapar dan Penolih, terjadi karena sungai yang melintas di kedua desa tersebut, yakni Sungai Ranu, meluap.
''Aliran air dari sungai ini tidak bisa mengalir lancar ke muaranya di sungai Kacangan, karena Sungai Kcangan juga sedang banjir,'' kata Wanto (37), warga Desa Cilapar.
Dia menyebutkan, luapan air Sungai Ranu mulai meluber ke wilayah pemukiman sejak pukul 21.00. Kemudian air menjadi makin tinggi pada saat menjelang dinihari, sekitar pukul 03.00.
''Saat itu, genangan air di pemukiman mencapai setinggi perut,'' katanya.
Sekretaris Desa Penolih, Suparto, mengatakan akibat benjir tersebut, beberapa warga di desannya sempat mengungsi ke rumah tetangganya yang tidak terendam banjir. Bahkan beberapa di antaranya, sempat mengungsikan barang berharganya, seperti Televisi, pakaian dan berbagai barang lainnya.
''Mereka khawatir, air akan makin meninggi,'' jelasnya.
Namun kemudian, genangan air setinggi perut orang dewasa itu, kemudian berangsur-angsur surut. Pada Kamis siang, ketinggian air tinggal tinggal 15-20 cm.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Lakhar BPBD) Purbalingga, Priyo Satmoko, menyatakan akibat hujan yang turun semalam suntuk tersebut, sebanyak 124 di dua desa tersebut sempat tergenang air. ''Tapi untunglah, menjelang pagi hujan mulai mereda, sehingga banjir juga ikut surut,'' katanya.
Meski demikian, dia menyatakan, terhadap para korban banjir tersebut, Pemkab akan menyalurkan bantuan berupa makanan. ''Mereka yang rumahnya kebanjiran, tentu masih kesulitan untuk memasak. Karena itu, kita telah menyalurkan bahan makanan, sekedar untuk membantu mereka,'' jelasnya.
Sementara di Kabupaten Cilacap, hujan semalaman juga menyebabkan ratusan hektar tanaman padi di beberapa desa Kecamatan Kroya, terendam banjir. Tanaman padi yang terendam tersebut, sudah berusia sekitar 25-30 hari.
''Di beberapa tempat, genangan air di areal persawahan ini sudah berlangsung sejak dua hari lalu. Namun karena semalam terjadi lagi hujan yang cukup lama, maka areal persawahan yang tergenang menjadi makin meluas,'' jelas Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dintannak) Cilacap, Gunawan.
Dia menyebutkan, sebelumnya genangan air hanya menggenang areal persawahan di beberapa desa saja. Antara lain, di Desa Gentasari dan Mujur Kidul. Namun setelah hujan terjadi lagi pada Rabu malam, genangan air meluas hingga areal persawahan di Desa Kedawung, Mujur Lor, Sikampuh, dan Ayamalas.
Terkait hal inni, Gunawan mengaku masih memantau perkembangan banjir tersebut. Menurutnya, bila tanaman padi tersebut tergenang hingga lebih dari 3 hari, maka tanaman tersebut akan mati karena baru berusia sekitar sebulan. ''Mudah-mudahan saja, hujan tidak turun lagi sehingga tanaman padi tersebut masih bisa diselamatkan,'' katanya.