Rabu 02 Jan 2013 20:59 WIB

Penelitian Flu Burung Butuh Dana Rp 2 Miliar

Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan dana untuk kegiatan penelitian flu burung pada 2013 diperkirakan lebih dari Rp2 miliar, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Haryono. Dana tersebut meningkat dibandingkan yang dialokasikan pada 2012 sebesar Rp800 juta, katanya di Jakarta, Rabu (2/1).

"Kami akan tambah anggaran tahun ini untuk penelitian flu burung. Sekitar Rp1,2-Rp1,5 miliar namun kebutuhannya lebih dari Rp2 miliar," katanya.

Ketika menyampaikan perkembangan terbaru kasus flu burung yang menyerang itik saat ini, dia mengatakan, anggaran penelitian flu burung memang mahal seperti dana yang diperlukan untuk 'DNA Sequancing' atau pelacakan DNA. Haryono menyatakan, anggaran untuk penelitian flu burung tersebut nantinya berasal dari APBN maupun dana kontingensi yang khusus berada di Badan Litbangtan.

Peneliti pada Pusat Penelitian Peternakan Badan Litbangtan Nida S menyatakan, kematian itik yang terjadi akhir-akhir ini belum tentu disebabkan virus clade 2.3.2 namun dapat juga oleh virus clade 2.1.3 yang berkembang pada 2012 yang keduanya masih tergolong virus H5N1.

Artinya, lanjutnya, virus avian influenza atau flu burung H5N1 di Indonesia masih bersirkulasi dan menyebabkan kematian yang tinggi pada unggas dan tetap menjadi ancaman bagi unggas maupun manusia. Untuk mengantisipasi hal tersebut, menurut dia, antara lain dengan upaya pembantasan lalu lintas unggas dari daerah tercemar clade 2.3.2 maupun clade 2.1 ke daerah lainnya yang masih kasus AI H5N1.

Uji tantang vaksin yang beredar dengan clade 2.3.2, jika tidak protektif maka perlu update vaksin dengan menggunakan vaksin bivalen (2.1.3 dan 2.3.2) dan harus diketahui efikasi vaksin dan shedding virus.

Dia juga mengingatkan virus ini dapat menular pada ayam komersil maupun unggas lainnya seperti burung dan sebagainya. "Kewaspadaan terhadap penularan pada manusia tetap harus ditingkatkan karena virus H5N1 adalah virus zoonosis (bisa menular dari hewan ke manusia)," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement