Rabu 02 Jan 2013 00:30 WIB

Pro-Provinsi Cirebon Ancam Golput di Pilkada Jabar

Rep: Lilis Handayani / Red: M Irwan Ariefyanto
Logo Cirebon
Logo Cirebon

REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON - Massa pendukung Presidium Pembentukan Provinsi Cirebon (P3C) mengancam tidak akan menggunakan hak pilih pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Jawa Barat 2013. Massa menyerbu kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Cirebon karena menertibkan baliho P3C berisi ajakan golput. “Kami sangat menyesalkan penertiban baliho-baliho itu,” kata Sekretaris Jenderal P3C Dedi Sumarjono, Senin (31/2).

Menurut Dedi, pihaknya selama ini sudah bersikap kooperatif dengan mencabut dan mengganti isi baliho yang dinilai provokatif tersebut. Namun, sikap kooperatif itu tidak ditanggapi Panwaslu Kota Cirebon yang tetap mencabut seluruh baliho milik P3C.

Dedi menuntut Panwaslu Kota Cirebon untuk meminta maaf. Selain itu, pihaknya juga mendesak agar Ketua Panwaslu Kota Cirebon Wasikin Marzuki mengundurkan diri dari jabatannya.

Tak hanya itu, kata Dedi, P3C juga mengancam akan kembali menyerbu dan menyegel kantor Panwaslu Kota Cirebon jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi. Bahkan, pihaknya akan mengadukan Panwaslu Kota Cirebon ke lembaga hukum, Panwaslu Provinsi Jabar, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Ketua Panwaslu Kota Cirebon Wasikin Marzuki sempat bersitegang dengan para pendukung P3C. Dalam penjelasannya kepada para pengunjuk rasa, Wasikin mengaku sebagai penanggung jawab dalam kegiatan penertiban baliho P3C itu. “Yang kami tertibkan hanyalah baliho provokatif milik P3C,” kata Wasikin.

Namun, Wasikin mengaku terjadi kesalahan yang dilakukan para petugas pelaksana di lapangan dalam penertiban baliho tersebut. Hal itu diduga terjadi karena kurangnya pemahaman dari para petugas pelaksana lapangan mengenai jenis baliho yang seharusnya ditertibkan.

Wasikin menegaskan, sudah memberikan instruksi kepada petugas pelaksana lapangan mengenai jenis baliho yang seharusnya ditertibkan. Yakni, yang mengandung unsur provokatif dalam ajang Pemilukada Jabar maupun Pilwalkot Cirebon.

Namun, para petugas pelaksana lapangan ternyata menertibkan semua baliho milik P3C, termasuk yang tidak berisi unsur provokatif. “Saya bersedia meminta maaf di media massa sesuai keinginan P3C,” kata Wasikin.

Wasikin menolak untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua Panwaslu Kota Cirebon. Dia hanya berjanji akan mengganti baliho yang telah ditertibkan.

Dengan adanya pernyataan tersebut, massa P3C akhirnya membubarkan diri. Aksi tersebut mendapat penjagaan ketat dari aparat Polres Cirebon Kota.

Panwaslu Kota Cirebon menertibkan seluruh baliho milik P3C pada Kamis (27/12). Penertiban itu dilakukan karena baliho tersebut dinilai mengandung unsur provokatif kepada masyarakat.

Dalam baliho itu, P3C mengajak masyarakat untuk tidak memilih calon kepala daerah, baik dalam Pemilukada Jawa Barat maupun Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Cirebon 2013, yang dianggap tidak mendukung terbentuknya Cirebon sebagai provinsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement