REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan empat kabupaten di Sumatera Utara dilanda banjir sejak Sabtu dan Minggu (29-30/12).
"Empat kabupaten tersebut yaitu Nias Selatan, Tapanuli Tengah, Nias Barat, dan Mandailing Natal. Banjir tersebut menyebabkan dua orang meninggal, satu hilang dan ribuan rumah terendam banjir," kata Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin.
Menurut Sutopo, adanya pusat tekanan rendah (low pressure) di sebelah barat Nias menyebabkan hujan deras berkepanjangan.
"Banjir di Kabupaten Nias Selatan diakibatkan hujan deras selama lebih 24 jam sehingga sungai-sungai meluap dengan ketinggian 2-10 meter," ujar dia.
Ia mengatakan 7 kecamatan terendam banjir yaitu Kec Telukdalam, Kec Fanayama, Kec Maniamolo, Kec Amandraya, Kec Lahusa, Kec Lolowau, dan Kec Gomo pada Sabtu (29/12) pukul 15.30 WIB.
"Di Kec Maniamolo dan Kec Amandraya telah ditemukan dua mayat korban akibat terseret arus Sungai Eho yang meluap. Di Kec Telukdalam lebih 1.300 jiwa mengungsi, yaitu di Kota Telukdalam ?(300 jiwa) dan Desa Baloho (1.000 jiwa)," ungkapnya.
Pengungsi, kata dia, ditempatkan di Gereja BNKP Yohanes Telukdalam. Di kecamatan lain masih dilakukan pendataan karena kesulitan akses jalan.
"Di Kabupaten Tapanuli Tengah banjir terjadi pada Minggu (30/12) pukul 00.00 WIB yang berdampak pada 11 kecamatan terendam banjir yaitu Kec. Barus, Andem Dewi, Manduamas, Kolang, Tapian Nauli, Sorkam, Pandan, Sarudik, Tukka, Pinang Sori dan Badiri," paparnya.
Menurut dia, permukiman di puluhan desa terendam banjir. Banjir akibat hujan deras dan air laut pasang sehingga wilayah pesisir banjir.
Sebagian besar banjir telah surut sejak Minggu siang.Tidak ada korban jiwa. Beberapa rumah rusak. Pendataan masih dilakukan.
"Banjir di Kabupaten Nias Barat terjadi pada Sabtu (29/12) pukul 16.00 yang disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi yang mengakibatkan 4 kecamatan banjir yaitu Kec Mandrehe, Mandrehe Barat, Lah'mi, dan Sirombu. Banjir hingga 3 meter," ucapnya.
Jembatan darurat bantuan Provinsi Sumatera Utara, lanjut dia, yang dibangun pada bulan November 2012 yang lalu rusak dan?puluhan unit rumah terendam banjir. Di Nias Barat belum terbentuk BPBD.
"Banjir dan longsor juga terjadi? di Kabupaten Mandailing Natal pada Minggu (30/12) pukul 05.00 Wib di Desa Lingga Bayu, Kecamatan Lingga Bayu. Longsor menimbun jalan dan satu unit rumah yang berada di tepi sungai kemudian rumah hanyut," tuturnya.
Ia mengungkapkan terdapat 4 orang di dalam rumah yang hanyut tersebut, 3 orang selamat dan 1 orang hilang (Taher, L. 68 tahun). Pencarian masih dilakukan. Longsor juga terjadi di Desa Aek Galingging dan Dusun Sigala-gala Kelurahan Simpang Gambir.
"Banjir juga terjadi di Desa Pattilumban Mudik, Desa Bonda Kase dan Desa Pattilumban Hilir Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal. Ketinggian air sekitar 50 cm mengakibatkan rumah dan perkebunan rakyat terendam dan sekitar 1.000 jiwa penduduk korban terdampak," ujarnya.
Ia mengatakan pengungsian tidak ada dan penduduk masih bertahan di rumah masing-masing. Banjir ini terjadi akibat tingginya curah hujan, sehingga Sungai Batang Natal meluap bersamaan dengan naiknya gelombang pasang dari laut yang menahan aliran Sungai Batang Natal yang bermuara ke laut (pasang rob).
Upaya penanganan bencana, menurut dia, masih dilakukan di masing-masing daerah oleh BPBD bersama instansi terkait. Posko tanggap darurat bencana dan dapur umum sudah didirikan. Bantuan logistic sudah dilakukan sesuai kemampuan daerah.
"Bupati Nias Selatan telah menetapkan status darurat bencana selama 14 hari sejak Minggu (30/12) hingga Sabtu (12/1/2013)," kata dia.