Ahad 30 Dec 2012 11:28 WIB

Setu Pulo Retak, Warga Cemas

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Setyanadivita Livikacansera
Relawan PMI saat latihan teknik mendayung dan cara menolong korban tenggelam di Setu Babakan, Jakarta Selatan, Rabu (7/12).
Foto: Dwi Murdaningsih
Relawan PMI saat latihan teknik mendayung dan cara menolong korban tenggelam di Setu Babakan, Jakarta Selatan, Rabu (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Warga Kampung Pulo RT 06 RW 08, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas mengaku cemas akibat terkikisnya tanggul Setu Pulo. Akibatnya air setu memasuki rumah warga perlahan.

Rosam, Ketua RT 06/08, Kelurahan Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, mengatakan selalu was-was ketika musim hujan datang. "Takut kalau tragedi Setu Gintung menimpa dan terjadi di sini," kata Rosam.

Menurutnya, tanggul Setu Pulo ini baru dibuat setahun yang lalu dengan menampung debit air sekitar 20 ribu meter kubik. Namun tanggul tersebut  merembes karena tak mampu menahan air.

"Tanggulnya mulai retak-retak. Ada lubang juga di sekitar setu. Janjinya pihak Bimasda mau melakukan perbaikan pada Jumat (28/12), namun hingga saat ini belum juga ada tindakan," ujar Rosam. Menurutnya, selama ini petugas hanya datang mengecek keadaan tanah dan air yang sudah keruh," ungkapnya.

Untuk mengantisipasi agar air tidak masuk ke dalam rumah, Rosam membuat parit. "Air jadinya mengalir di parit. Kalau ini ditutup, air langsung merembes melalui celah-celah rumah," kata dia.

Selama ini air memang sudah sempat mengalir ke dalam kamar Rosam. Air, kata dia, tiba-tiba masuk dari celah lantai rumah.

Ia mengaku sudah tinggal selama 12 tahun bersama keluarganya di pancoran Mas. Sementara itu, kejadian banjir kerap ia alami.

"Pada tahun 1990an, sebelum tanggul ini ada, pernah banjir sampai setinggi pinggang orang dewasa. Perumahan Maharaja juga langsung terendam air," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement