Sabtu 29 Dec 2012 13:27 WIB

'Rhoma Dicalonkan Hanya Karena Populer?'

Rhoma Irama may be one of the most controversial figure in speculation over 2014 presidential candidates. As many doubt the singer/musician's capability, his candidancy would be a prank.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Rhoma Irama may be one of the most controversial figure in speculation over 2014 presidential candidates. As many doubt the singer/musician's capability, his candidancy would be a prank.

REPUBLIKA.CO.ID,JOMBANG--JOMBANG--Dewan Syura PKB tidak ingin gegabah memutuskan bakal calon presiden yang akan diusung partai itu dalam Pemilihan Presiden 2014.

"Dewan Syura harus memikirkan secara mendasar dulu, tidak terburu-buru," kata Ketua Dewan Syura PKB KH Azis Mansyur di kediamannya di komplek Pesantren Tarbiyatunnasyiin, Paculgowang, Jombang, Jawa Timur, Sabtu, (29/12).

Azis mengemukakan hal itu usai menerima kunjungan Rhoma Irama bersama sejumlah petinggi PKB, antara lain Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketua DPP Helmy Faishal Zaini, dan Sekretaris Dewan Syura Andi Muawiyah Ramli.

Pada kesempataan itu Azis mengklarifikasi berita sebelumnya yang menyebutkan ia menolak atau keberatan Rhoma Irama sebagai calon presiden dari PKB.

"Saya tidak menolak ataupun keberatan. Siapa pun nanti yang diputuskan sebagai capres, apakah Muhaimin, Pak Mahfudh MD, atau Rhoma tentu kita dukung, asal memenuhi syarat," katanya.

Hanya saja, kata Azis, saat ini Dewan Syura memang belum memutuskan nama yang dianggap layak diusung sebagai capres PKB. Nama-nama yang muncul ke permukaan masih dipelajari, termasuk Rhoma Irama.

"Nanti kita lihat. Rhoma orang NU, mudah-mudahan nanti bisa gandeng dengan PKB," katanya.

Usung Rhoma Sementara itu Muhaimin kembali menegaskan tekad partainya mengusung Rhoma sebagai capres 2014.

Menurut dia, dari segi popularitas Rhoma jelas tidak diragukan karena sosok "Raja Dangdut" itu sangat populer di mata rakyat  Indonesia.

sumber : antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement