Jumat 28 Dec 2012 19:37 WIB

Target Produksi Vaksin Baru Unggas di Maret 2013

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dewi Mardiani
Sejumlah petugas memeriksa bebek yang mati mendadak di Desa Pakijangan, Brebes, Jateng.
Foto: Antara
Sejumlah petugas memeriksa bebek yang mati mendadak di Desa Pakijangan, Brebes, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Maret 2013 diharapkan vaksin unggas yang benar-benar proaktif terhadap virus baru sudah diproduksi di Indonesia. Saat ini baru tahap uji tantang vaksin lokal dengan isolat clade baru 2.3.2. Diharapkan uji tantang selesai 31 Desember 2012, karena hal ini sangat dibutuhkan oleh peternak.

Hal itu dikemukakan Koordintor Unit Pengendalian Penyakit Avian Influenza (AI) Pusat Drh M Ashar pada acara pertemuan tindak lanjut pengendalian AI di DIY, di ruang pertemuan Dinas Pertanian DIY), Jum'at (28/12). 

Menurut Azhar, sejak tahun 2007 pihaknya selalu melakukan monitoring dinamika virus selalu dilakukan sejak 2007, kalau mengetahui perubahan dinamika virus. Virus AI ini yang bisa bermutasi genetik. Jenis ini akan bermanfaat di lapangan untuk pembuatan vaksin yang tepat, seperti selama ini diterapkan pada ayam berdasarkan virus AI yang beredar.

Khusus untuk virus AI clade 2.3.2 yang berbeda dengan clade yang lama 2.1.3, virusnya masih sama, yakni Avian Influenza, sub tipenya H5N1 dengan sifat highly pathogenic AI. Tetapi, kelompok kedekatan genetiknya berbeda. Yang lama 2.1.3, sedangkan yang baru 2.3.2.

Clade yang lama diketahui hanya pathogenik dan menyerang kematian itu pada ayam. Sedangkan pada itik, dulu sifatnya hanya reservoar, yaitu, virusnya ada, tapi tidak menyebabkan sakit dan hewan mati.

Oleh karena itu, dulu itik itu aman. Sedangkan clade yang baru ini ternyata pada itik menyebabkan kesakitan, kematian, dan penurunan produksi telur. Padahal secara genetik ini jauh berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian Balai Besar Veteriner di Bogor ternyata ini cenderung memang bukan karena mutasi genetik, melainkan virus yang baru. Kemungkinan itu sama-sama ada, dan mutasi genetik sangat kecil. Karena melompat yang sifatnya sangat jauh ini cukup memerlukan waktu yang cukup lama.

Oleh karena itu, kemungkinan virus AI yang menyerang itik di Indonesia saat ini berasal dari introduksi baru, yakni virus yang dari luar dan masuk ke dalam Indonesia. Sampai sekarang masuknya belum bisa diketahui dan ini harus di telusuri. Secara resmi pemerintah Pusat sejauh ini melarang pemasukan unggas apalagi itik yang tertular AI seperti dari Cina, Vietnam, dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement