Jumat 28 Dec 2012 02:09 WIB

Wanita Sering Jadi Korban Penipuan Belanja Online

Belanja Online (Ilustrasi)
Foto: Corbis
Belanja Online (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kandidat doktor cyber law Universitas Padjajaran (Unpad) Endah Dewi Nawangsasi mengatakan wanita sering menjadi korban penipuan belanja secara online.

"Wanita harus cerdas, jangan hanya bisa pamer barang bermerk tapi tertipu ratusan juta," katanya menanggapi banyaknya penipuan melalui belanja online, Kamis (27/12).

Menurut dia, kemajuan internet seperti pisau bermata dua. Bisa menguntungkan sekaligus kadang bisa mematikan.

Peneliti yang mengambil riset mengenai "How to Prevent Fraud in internet" itu mengatakan akibat kemajuan teknologi, sering kali seseorang mengalamai kerugian karena kehilangan hak privasinya di dunia maya. Bahkan dapat kehilangan sejumlah uang yang disebabkan adanya indikasi pembobolan melalui rekening pribadinya.

Endah menyontohkan seseorang melakukan belanja online dengan menggunakan transaksi elektronik atau electronic commerce (e-commerce). Seseorang dapat mengalami adanya indikasi penipuan yang dapat dilakukan oleh seorang hacker melaui pembobolan terhadap internet banking yang biasanya dapat terdeteksi melalui data privacy atau penipuan terang-terangan yang berawal dengan bujukan dan pertanyaan pada ranah privasi.

Disampaikan Endah, internet adalah media atau akomodasi menuju bisnis globalisasi yang sekaligus menjadi media kejahatan cyber. Pelaku kejahatan melakukan modusnya hampir sama termasuk Indonesia.

"Diawali pendekatan budaya dan sosial, namun ujungnya terperangkap dalam penipuan (fraud) dan penggelapan (embezzlement) dana," kata Endah.

Dikatakannya di Amerika Serikat yang mengakui adanya hak privasi lebih matang menyikapi business online ketimbang di sejumlah negara Asia.

Endah mengatakan orang-orang yang tinggal di Amerika sudah sangat terbiasa dengan business online. Apapun mereka lakukan melalui online.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement