Kamis 27 Dec 2012 14:54 WIB

Antisipasi Flu Burung Yogyakarta Bagikan Disinfektan Gratis

Rep: yulianingsih/ Red: Taufik Rachman
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta  menyediakan disinfektan secara gratis bagi peternak setempat untuk menghindarkan unggas dari serangan flu burung.

Kepala Bidang Pertanian Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Benny Nurhantoro mengatakan, dari persediaan 100 liter disinfektan yang dimilikinya, kini sudah tersalurkan 80 liter kepada peternak unggas baik bebek, maupun ayam. "Peternak bisa datang ke kantor kami untuk memanfaatkan disinfektan secara gratis," tandasnya, Kamis (27/12)

Benny menambahkan, sepanjang tahun 2012 pihaknya menerima 24 laporan dari masyarakat atas kecurigaan terhadap flu burung. Namun hanya 3 kasus yang dinyatakan positif, masing-masing 2 kasus pada Bulan Maret dan 1 kasus pada September. Sedangkan 5 kasus dinyatakan suspect dan sisanya negatif.

Kendati selama musim hujan kali ini belum ada laporan, namun pemilik unggas diminta menjaga kebersihan lingkungan. Pasalnya, kondisi kandang yang kumuh dapat memicu penyakit zoonosis. Terlebih, genangan air di dalam kandang juga mempermudah penyebaran penyakit.

"Biasanya, yang rawan ini berada di daerah perbatasan. Kalau pusat kota, sangat jarang ada ternak unggas," tegasnya.

Sementara itu Koordinator Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (HIMPULI) DIY, Ismartoyo mengatakan, hingga Desember ini jumlah unggas di DIY yang mati akibat serangan flu burung mencapai 4.700. "Itu hanya bebek saja untuk unggas lain belum kami data semua," tandasnya.

Diakuinya, serangan flu burung kali ini lebih ganas dari tahun sebelumnya. Pasalnya virus flu burung yang menyerang unggas kali ini adalah virus H5N1 jenis baru. Dan untuk virus ini, peternak mengalami kesulitan karena belum ada vaksin yang bisa digunakan untuk membasmi virus tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement