Kamis 27 Dec 2012 00:42 WIB

Guru Jepang Ikut Peringati Sewindu Tsunami Aceh

  Warga membaca Surat Yasin saat ziarah di kuburan massal tsunami di Desa Ulee Lheue, Banda Aceh, Rabu (26/12). (Antara/Ampelsa)
Warga membaca Surat Yasin saat ziarah di kuburan massal tsunami di Desa Ulee Lheue, Banda Aceh, Rabu (26/12). (Antara/Ampelsa)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Perwakilan guru asal Jepang datang ke Provinsi Aceh untuk memperingati delapan tahun atau sewindu gempa dan tsunami Aceh.

"Kami ingin membawa semangat Aceh yang telah bangkit dari keterpurukan kepada anak-anak Jepang yang menjadi korban tsunami pada 11 Maret 2011," kata salah seorang guru asal Jepang Jun Ogasawara di Aceh Besar, Rabu.

Jun Ogasawara salah seorang guru di sekolah menengah atas di Kota Miyako, Prefektur Iwate. Ia kemudian diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato singkatnya dihadapan ribuan masyarakat dan tamu undangan yang hadir pada zikir dan doa bersama di Komplek Pelabuhan Malahayati Aceh Besar.

"Tsunami yang terjadi di Aceh 26 Desember 2004, juga pernah kami rasakan pada Maret 2011 dimana saya melihat banyak rumah dan bangunan yang hancur dan warga hilang serta meninggal dunia," katanya dalam pidato berbahasa Jepang yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

Jun Ogasawara mengatakan negaranya saat ini dalam proses rekontruksi dan rehabilitasi pascamusibah yang meluluhlantakkan sejumlah kota di negara tersebut.

"Saya percaya dan yakin, apabila Indonesia dan Jepang saling membantu dengan bergandengan tangan, bisa membangun masa depan yang cerah," katanya.

Karena itu, ia meminta seluruh masyarakat Aceh untuk berbagi senyuman kepadanya untuk dibawa kepada anak-anak di Jepang dalam berjuang untuk bangkit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement