REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Kasus sepatu berbahan kulit babi yang diproduksi Kickers masih ada.
Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Edy Wijanarko mengatakan, kasus itu layak untuk diteruskan ke proses hukum. Tujuannya agar tidak ada lagi perusahaan yang main-main dalam membuat sepatu yang merugikan konsumen.
Edy melanjutkan, sebelum kasus Kickers, belum pernah mendengar pabrik yang membuat sepatu dari kulit babi. Alhasil dia mengaku kaget mengapa sepatu seperti itu bisa beredar di pasaran.
“Terserah MUI mau memproses hukum atau tidak. Ini kecerobohan perusahaan itu yang sebenarnya produk itu untuk dijual ke luar negeri, eh malah dijual di Indonesia,” kata Edy, Selasa (25/12).
Edy menyatakan, perusahaan pembuat sepatu yang tergabung dalam Aprisindo tidak ada yang berani macam-macam untuk berlaku curang. Ia berani menjamin, kasus itu hanya dilakukan satu perusahaan saja.
Kalau tidak percaya, ia berani mengundang MUI untuk ikut memeriksa setiap perusahaan di bawah Aprisindo.
Caranya dengan melakukan pemeriksaan secara acak di pasaran. “Kami welcome saja bersama MUI untuk melakukan sidak di lapangan. Tapi saya berani jamin 99 persen perusahaan di bawah kami sesuai prosedur,” ujarnya.