REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah akuisisi yang dilakukan Pertamina terhadap blok minyak dan gas bumi (migas) di luar negeri mendapat apresiasi berbagai pihak.
Namun, sejumlah pengamat menilai Pertamina tak akan bisa menjadi perusahaan migas berkelas dunia (world class oil company) jika terus melakukan akuisisi di luar negeri, sementara gagal meningkatkan value atau nilainya di dalam negeri.
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress), Marwan Batubara, menanggapi positif prestasi Pertamina dalam akuisisinya beberapa bulan terakhir. Namun, ekonom yang terkenal kritis ini menyayangkan sikap pemerintah yang seolah menutup mata melihat potensi puluhan blok migas yang sebetulnya lebih baik dikuasai Pertamina.
"Dalam waktu dekat, Blok Siak dan Blok Mahakam akan habis kontraknya dari asing. Blok itu harus diserahkan ke Pertamina," ujar Marwan saat dihubungi, Selasa (25/12).
Akuisisi Pertamina di luar negeri mengeluarkan dana mencapai miliaran dolar AS. Sedangkan jika Pertamina mengambil alih operasional Blok Siak dan Mahakam tak perlu mengeluarkan dana.
Puluhan blok migas di dalam negeri, kata Marwan, akan habis hingga 2017. Sikap pemerintah yang mengajukan berbagai alasan sehingga menjegal langkah Pertamina menjadi pengelola utama blok migas dalam negeri dinilainya seperti pekerjaan rente.
"Mereka (pemerintah) tahu bahwa Pertamina itu mampu. Cuma, mereke mencari alasan. Mana mungkin Pertamina tak mampu, sementara mereka bisa membeli blok migas di luar negeri," ujar Marwan.
Pertamina berhasil mengakuisisi Blok 405a di Aljazair yang merupakan milik perusahaan migas multinasional Amerika Serikat ConocoPhillips Algeria Ltd. Nilainya diperkirakan 1,75 miliar dolar AS atau setara Rp 16,8 triliun.
Dari blok tersebut, Pertamina diperkirakan mendapat tambahan produksi minyak mentah mencapai 35 ribu barel per hari (bph) mulai tahun depan. Marwan menilai jika cadangan tersebut ditambahkan dengan Blok Siak, maka Pertamina akan mendapat lagi tambahan enam ribu bph secara gratis.
Setelah Pertamina kuat di dalam negeri, kata Marwan, maka langkah akuisisi Pertamina berikutnya akan mulus. Bukan tak mungkin, perusahaan plat merah itu akan mendominasi sebagai operator blok migas, tak sekadar memiliki hak partisipasi seperti akuisisi saat ini.