REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gerakan Pemuda (GP) Anshor Jawa Timur menegaskan bahwa pengamanan Natal yang dilakukan Banser Nahdlatul Ulama (NU) adalah bentuk perhatian pada pluralisme. GP Ansor membantah bila terlalu berlebihan dalam memaknai toleransi beragama.
Ketua GP Ansor Jatim, Alfa Isnaini, mengatakan, pengamanan ini adalah bentuk konkret apa yang disebut pluralisme itu. Sebagai warga bangsa Indonesia yang beragam, jelas dia, sudah merupakan kewajiban bila kelompok mayoritas melindungi dan mengayomi mereka yang minoritas. "Jadi ini bukan berarti Banser 'kegenitan' memaknai toleransi," ujarnya, Selasa (25/12).
Selain itu, jelas dia, pengamanan ini juga adalah bentuk bantuan kepada aparat kepolisian di beberapa wilayah Jatim. Apalagi, aparat keamanan memiliki personil dan jangkauan yang terbatas. Alfa juga mengatakan, pengamanan acara keagamaan juga bukan hanya dilakukan Banser NU untuk umat Kristiani.
Banser NU di Jatim juga melakukan pengamanan untuk acara keagamaan lain, seperti Imlek dan acara Kasodo bagi umat Hindu di Probolinggo. Namun diakuinya, pengamanan untuk Natal ini mendapat perhatian lebih, soalnya perayaan Natal dan umat Kristen lebih menyebar dan merata di beberapa wilayah di Jatim.
Diakuinya, pengamanan oleh Banser pada pengamanan Natal dan jelang Tahun Baru 2013 ini diberlakukan mulai Ahad (23/12) hingga jelang tahun baru 2013 mendatang. Setidaknya ada 20 ribuan personil Banser NU yang disiapsiagakan untuk mengamankan Natal. Ke 20 ribuan personil itu akan disebar ke 38 Kabupaten/Kota se-Jatim.
"Kami menempatkan rata-rata 600 personil yang disiagakan di setiap Kabupaten/Kota se Jatim," ujarnya. Menurutnya, beberapa wilayah dengan jumlah personil yang paling besar adalah Surabaya, Kota Malang, Mojokerto, Tulung Agung, dan Jember.