Selasa 25 Dec 2012 13:16 WIB

Disayangkan Pelarangan Ibadah Natal

ilustrasi pohon natal
Foto: kolomrumah.com
ilustrasi pohon natal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uskup Agung Gereja Katedral Jakarta, Ignatius Suharyo menyayangkan tindakan pelarangan ibadah umat Kristiani di beberapa gereja saat malam Natal.

"Saya rasa semua bangsa Indonesia prihatin atas kejadian ini karena kita semua adalah saudara," katanya dalam konferensi pers usai Misa Pontifikal di Gereja Katedral Jakarta, Selasa (25/12) menanggapi kejadian penghalangan jemaat Gereja Filadelfia Bekasi dan Gereja Yasmin Bogor beribadah pada malam Natal.

Menurut dia, di satu pihak, hak beragama dijamin negara dan dalam beribadah, umat Kristiani menjalankannya selalu bersama-sama, tidak sendiri-sendiri, terlebih dalam perayaan seperti Natal.

"Tetapi ketika akan mendirikan tempat ibadah, susahnya bukan main. Salah satu tempat ibadah di Karawaci, izinnya baru keluar setelah 24 tahun," kata dia.

Akibatnya, lanjut Suharyo, jemaat tersebut beribadah di tempat seadanya karena tidak kunjung diberi izin. "Ketika beribadah di tempat seadanya pun dilarang. Jadi, tidak tahu lagi, kita-kita ini harus bagaimana," katanya.

Ia menilai tindakan menghalang-halangi itu timbul karena rasa persaudaraan di antara masyarakat kian hari semakin renggang. "Harapan saya pribadi hanya terletak pada pejabat pemerintah yang semestinya menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam melindungi masyarakat," katanya.

Uskup Agung menambahkan pihak berwenang tidak boleh hanya mengikuti keinginan kelompok atau golongan, tetapi menjamin kepentingan yang lebih besar, yakni pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila.

"Pemerintah harus menjamin pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila yang memberikan hak dan kebebasan kepada siapapun untuk beribadah sesuai keyakinannya masing-masing," kata Suharyo. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement