REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat masalah sosial dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur, Lasarus Jehamat, berpendapat semua orang perlu mewaspadai bahaya konsumerisme yang semakin fenomenal saat ini.
Dia menilai bahaya konsumerisme kini semakin nyata dan bahkan penuh pesona serta tebar pesona seiring dengan persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru.
''Sehingga sadar atau tidak, konsumerisme akan menjadi kekuatan 'invisible hand' yang justru merontokan seluruh persiapan batin jika tidak disikapi dengan kritis dan hati-hati," kata Jehamat di Kupang, Selasa.
Indikator dari fenomena konsumerisme itu adalah semua orang nyaris mulai mempersiapkan perayaan Natal dan Tahun Baru sejak beberapa bulan lalu. Di beberapa gereja, katanya, pembentukan panitia Natal telah dilakukan dalam sebulan bahkan dua bulan lalu.
Padahal, lanjutnya, kegiatan rohani yang seharusnya lebih ditonjolkan dalam wujud seruan moral untuk bertobat guna meluruskan 'jalan yang bengkok'. "Yang lekak-lekuk diratakan, yang berbelok-belok diluruskan. Itu merupakan contoh persiapan batin kita dan itu baik adanya," katanya.