REPUBLIKA.CO.ID,PALU--Bank Indonesia (BI) mencatat peredaran uang palsu di Kota Palu menduduki peringkat tertinggi di Provinsi Sulawesi Tengah selama 2012.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulawesi Tengah Rahmat Hernowo mengatakan, selama 2012 terdapat penemuan uang palsu di Palu sebanyak 146 lembar. Uang palsu itu, terdiri dari pecahan Rp 100 ribu sebanyak 77 lembar, pecahan Rp 50 ribu, 66 lembar, selembar Rp 20 ribu.
Sementara, kata Rahmat, di sembilan kabupaten lainnya di Sulawesi Tengah masing-masing melaporkan penemuan uang palsu tidak mencapai 10 lembar selama 2012.
Rahmat menyebutkan, selama 2012 penemuan uang palsu di Sulawesi Tengah sebanyak 170 lembar yang terdiri dari pecahan Rp 100 ribu sebanyak 88 lembar, pecahan Rp 50 ribu,81 lembar, dan selembar Rp 20 ribu.
Menurut Rahmat, laporan uang palsu ke Bank Indonesia paling banyak terjadi pada April 2012 dengan temuan sebanyak 31 lembar.
Penemuan uang palsu di Sulawesi Tengah itu, ujar Rahmat, tidak termasuk dengan temuan pihak kepolisian.
Modus pemalsuan uang, kata Rahmat,semakin beragam dan canggih, yakni dengan cara membelah uang kertas menjadi dua bagian.
"Saya juga penasaran bagaimana caranya, yang jelas kita harus hati-hati," katanya.