REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sepanjang musim hujan pada November 2012, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Riau, masih mendeteksi kemunculan 84 "hotspot" atau titik panas di daratan Sumatra.
"Jumlah itu jauh lebih minim dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya dimana di Sumatra selalu terdeteksi lebih dari seratus titik panas setiap bulannya," kata Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami, di Pekanbaru, Senin.
Sebanyak 84 titik panas itu, kata dia, terbanyak terpantau oleh satelite "National Oceanic and Atmospheric Administration" (NOAA) 18 ditanggal 22 November 2012 dengan jumlah yang mencapai 19 titik.
Ketika itu, demikian Sanya, titik panas terbanyak terdeteksi berada di Sumatra Selatan, sementara di Riau hanya ada satu titik tepatnya berlokasi di Kabupaten Rokan Hulu.
Kemudian "hotspot" terbanyak, demikian Sanya, juga terdeteksi oleh satelite NOAA pada tanggal 10 November dengan jumlah 12 titik.
Sementara ditanggal 20 November ada sebanyak 11 titik dan ditanggal 30 November ada sebanyak lima titik panas. "Selebihnya terdeteksi ditanggal yang berbeda. Namun tidak sedikit pula di hari-hari pada bulan November 2012 yang nihil titik panas," katanya.
Namun jika dikalkulasikan khusus untuk Riau saja, kata dia, sepanjang November itu hanya terdeteksi sebanyak sepuluh titik panas.
"Dua titik panas terdeteksi ditanggal 20 November, sementara lelebihnya di pekan pertama dan pekan terakhir November," katanya.
Sementara untuk Desember ini, kata Sanya, diprakirakan kemunculan titik panas akan jauh lebih minim mengingat tingginya intensitas hujan.
"Namun untuk wilayah Sumatra diprediksi bakal tetap ada kemunculan titik panas. Hanya saja, diperkirakan lebih sedikit dibandingkan November lalu," katanya.