Senin 24 Dec 2012 10:48 WIB

2013, Pariwisata Bali Diprediksi Stagnan, Kok Bisa?

Karnaval Kuta Bali
Foto: antara
Karnaval Kuta Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Anggota DPRD Bali memprediksikan, sektor pariwisata Bali tahun 2013 mengalami stagnan, karena perekonomian dunia belum sepenuhnya pulih.

"Saya prediksi pariwisata Bali cenderung mengalami stagnan, bahkan bisa merosot tajam," kata anggota Komisi IV DPRD Bali, Tjokorda Raka Kerthiyasa di Denpasar, Senin.

Selain faktor eksternal krisis global, kata dia, tapi juga karena faktor internal di Pulau Dewata, antara lain pesatnya pembangunan akomodasi pariwisata yang terjadi di Bali bagian selatan mulai dari Sanur, Kuta, Seminyak, Legian, Jimbaran, Kedonganan hingga Tanjung Benoa.

"Pembangunan berbagai akomodasi pariwisata tersebut akan menyebabkan pulau yang memiliki julukan 'Pulau Seribu Pura' ini terjadi kelebihan kamar di tahun 2013, baik hotel berbintang maupun hotel non berbintang," ujar Tjokorda Raka Kerthiyasa yang juga pemilik Hotel Ibah di Ubud Gianyar itu.

Menurut dia, moratorium yang dikeluarkan Pemprov Bali sama sekali tidak diindahkan oleh birokrasi yang ada di bawahnya.

"Hingga saat ini tidak ada 'master plan' komprehensif soal pembangunan pariwisata di Bali. Akibatnya, terjadi pertumbuhan pariwisata yang tidak seimbang antara Bali bagian utara dan selatan. Bali selatan begitu padat merayap, sedangkan utara begitu lengang. Belum lagi Bali bagian timur seperti Karangasem dan bagian barat Kabupaten Jembrana," ujarnya.

Ia mengatakan, pemerintah kabupaten sampai saat ini begitu mudah mengeluarkan izin pembangunan hotel tanpa memperhatikan kapasitas pariwisata yang sudah ada.

Selain izin pembangunan hotel, sebagian besar jalur hijau, sempadan pantai, sempadan sungai dan tebing juga sudah banyak yang dilanggar.

Ia mengatakan, pelanggaran tersebut dilakukan karena digunakan untuk pembangunan hotel dan restoran. Cepat atau lambat pariwisata Bali akan stagnan atau cenderung merosot tajam.

Selain itu, politikus Partai Golkar Gianyar itu mengatakan, penyebab eksternal adalah banyaknya penerbangan murah ke Bali secara langsung. Bahkan banyak wisatawan yang hanya menggunakan Bali sebagai tempat transit.

"Kondisi ini tidak didukung dengan manajemen penanganan wisatawan yang baik serta penciptaan destinasi yang baru. Sehingga kondisi perekonomian Bali akan bertambah buruk," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement