Senin 24 Dec 2012 06:16 WIB

Jalan Nasional Longsor, Gilimanuk-Denpasar Macet

REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Ruas jalan nasional Gilimanuk-Denpasar pada kilometer 20 Bay Pass Soekarno di Desa Dauh Peken, Kabupaten Tabanan, longsor sepanjang 40 meter menyebabkan arus lalu lintas kendaraan mengalami kemacetan panjang.

Pantuan di lapangan, longsor yang terjadi Minggu sore pada ruas yang dikenal rawan kecelakaan itu sampai menghilangkan hampir separuh badan jalan, yang amblas ke jurang cukup dalam.

Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Tabanan, AKP Utari, ruas setengah badan jalan sepanjang 40 meter tersebut amblas tanpa diawali tanda-tanda keretakan pada lapisan aspal secara bertahap.

"Untungnya saat kejadian kondisi arus kendaraan sepi, sehingga tidak sampai menimbulkan korban kendaraan maupun jiwa," ucap polisi wanita yang sibuk mengatur arus lalu lintas di lokasi kejadian itu.

Ruas hampir setengah badan jalan tersebut amblas diduga disebabkan oleh gerusan air dari pipa distribusi PDAM di dalam tanah yang bocor sejak Minggu pagi dan tidak langsung diperbaiki.

Setelah badan jalan itu longsor, terlihat pipa distribusi air PDAM tersebut putus dan mengalirkan air dengan semburan deras. Jika hal itu tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan akan terus menggerus sisa badan jalan.

Jalan nasional Gilimanuk-Denpasar merupakan jalur utama dan satu-satunya bagi kendaraan dari Pulau Jawa arah ibu kota Provinsi Bali. "Padahal saat ini musim liburan dan peningkatan arus kendaraan, termasuk bus wisata, cukup tinggi," kata Utari.

Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan, jajaran Polres Tabanan memasang sejumlah rambu lalu lintas, seperti "police line" atau pita pembatas agar pengendara lebih berhati-hati.

Pengendara mobil maupun sepeda motor yang melintas di jalur tersebut diingatkan untuk ekstra hati hati dengan mengurangi kecepatan. "Yang terpenting aman, walaupun kondisi arus kendaraan menjadi macet," demikian AKP Utari, yang sebelumnya menjabat Kasat Lantas Polres Klungkung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement