Ahad 23 Dec 2012 20:08 WIB

Survei: Masyarakat Antidiskriminasi, Pemimpin dari Minoritas? Nanti Dulu

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Diskriminasi (ilustrasi)
Foto: SAMI HEALTH RESEARCH
Diskriminasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terkait calon presiden (capres) 2014 yang melindungi keberagaman. LSI juga sempat menyinggung capres pada 2014 mendatang agar tidak takut mengusung isu keberagaman seperti Presiden Obama.

Dalam hasil survei, sebagian besar masyarakat sangat antidiskriminasi dan memperlakukan sama semua warga negara Indonesia, apapun agama dan etnisnya.  Namun muncul hasil berbeda saat ditanyakan apakah masyakat Indonesia bisa menerima jika pemimpinnya dari kelompok minoritas.

Dalam salah satu pertanyaan survei, masyarakat dimintai pendapat apakah menerima jika kepala daerah di tempat tinggalnya adalah dari kelompok minoritas. Survei, kelompok minoritas dibagi dalam enam kelompok yaitu homoseksual, atheis, ahmadiyah, syiah, beda agama dan perempuan.

Hasilnya empat kelompok pertama mendapatkan penentangan yang besar dan hanya dari kelompok beda agama dan perempuan yang cenderung dapat diterima sebagai kepala daerah. Penentangan masyarakat untuk kepala daerah yang homoseksual sebanyak 90,61 persen, atheis sebanyak 88,41 persen, Ahmadiyah sebanyak 65,33 persen dan Syiah sebanyak 56,39 persen.

Adjie menambahkan isu-isu pemimpin dari kelompok minoritas ini lebih kerap muncul di daerah dibandingkan di skala nasional. Ia menyontohkan dalam pemilihan bupati di Malang, salah satu calonnya merupakan seorang waria (wanita pria). "Atau di daerah lain yang calon kepala daerahnya berasal dari kristen atau katolik di daerah yang mayoritasnya muslim," ujarnya.

Menurut dia masyarakat cenderung menerima keberagaman akan tetapi tidak siap untuk memiliki pemimpin yang berbeda atau dari kelompok minoritas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement