REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jurnalis senior Herawati Diah, berpesan kepada perempuan yang memilih profesi sebagai jurnalis, agar tidak berhenti belajar. Menurutnya, ilmu membuat perempuan bisa lebih maju dan sukses daripada kaum lelaki.
''Jangan mau dianggap lebih rendah, tunjukkan bahwa kita lebih pintar,'' kata Herawati usai menerima penghargaan Lifetime Achievment dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar di Jakarta, Sabtu (22/12).
Tokoh pers perempuan yang kini berusia 95 tahun itu menuturkan, jika membandingkan kondisi saat ini dengan zaman dahulu, penghargaan terhadap kaum perempuan sudah sangat maju. Begitu pula dengan pekerjaan sebagai wartawan.
Menurutnya, zaman dulu, tantangan wartawan adalah tidak adanya fasilitas pendukung seperti yang ada saat ini. Untuk menulis berita , semuanya masih menggunakan tulisan tangan atau juga mesin ketik manual. ''Jadi tidak seperti sekarang ini,'' kata dia.
Sekarang pun, lanjutnya, wartawan perempuan sufah lebih dihargai. Mereka bisa memiliki posisi yang sama dengan wartawan laki-laki. Menurut pendiri surat kabar berbahasa Inggris, Indonesian Observer ini, dahulu perempuan senantiasa didudukkan pada urusan domestik saja.
Sementara saat ini, sudah banyak porempuan yang bisa berkiprah di kancah politik, diplomat, ekonomi dan lainnya. ''Kalau dulu tidak bisa,'' ujarnya.
Selain itu, di bidang jurnalistik, kata Herawati, wartawan perempuan, dahulu tidak diberi ruang untuk meliput isu-isu politk, ekonomi ataupun kriminalitas. Menurutnya, artikel yang dikerjakan wartawan perempuanlebih banyak ke seputar urusan domestik perempuan juga seperti masak memasak atau menjahit.