REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Ketua Komnas Perempuan, Masruchah, mengatakan berdasarkan data Komnas Perempuan tahun lalu, 95 persen kekerasan terhadap ibu terjadi di wilayah rumah tangga. Ironisnya, banyak dari kekerasan itu yang luput dari perlindungan negara.
Komnas Perempuan juga menyebut diskriminasi terhadap perempuan masih banyak terjadi, baik di tempat kerja, politik, sektor ekonomi. "Bahkan di rumah tangga kerapkali perempuan sebagai ibu selalu dilekatkan dengan urusan domestik," ujar Masruchah saat dihubungi kemarin. Dia pun meminta masyarakat, terutama, ibu, agar proaktif dalam memperjuangkan haknya.
Menurut Masruchah pelanggaran terhadap hak ibu terjadi karena budaya patriarki yg masih kuat. "Budaya patriarki ini pula yg membuat tingginya potensi kekerasan dalam rumah tangga," kata dia.