REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ultimatum yang diberikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tanjung diamini oleh suara-suara dari akar rumput partai tersebut. Pencalonan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden dari Partai Golkar dianggap perlu dievaluasi.
Ketua DPD I Riau, Indra Adnan mengatakan hal tersebut sudah diperkirakan lewat pertemuan DPD 1 Provinsi se-Indonesia. Kala itu, pernah ada komitmen diantara para DPD I Provinsi se-Indonesia yang menyepakati jika elektabilitas Ical tak kunjung naik dan terus menurun perlu dilakukan evaluasi.
"Ketika itu mencoba mensepakati untuk mencalonkan Pak Ical dalam rangka melihat elektabilitas. Apabila terus menurun ya perlu dievaluasi," katanya di Jakarta, Jumat (21/12).
Dengan adanya peringatan dari Dewan Pertimbangan, hal tersebut semakin memperlihatkan kondisi nyata di lapangan. Indra beranggapan Akbar mewakili suara keprihatinan atas kinerja dan soliditas yang selama ini ada di partai Golkar, bukan ada misi pribadi.
"Usulan itu (peringatan Akbar Tanjung) memang yang sebenarnya. Ini keprihatinan pak Akbar atas kinerja dan soliditas selama ini," ujar Indra.
Menurutnya, dalam kepemimpinan Ical, ada banyak kebijakan dan kesepakatan yang telah dilanggar. Ia melihat Ical gagal membangun soliditas di internal partai. Belum lagi ada kebijakannya yang hanya mementingkan segelintir orang dan kelompok saja.
Faksi di internal partai pun justru dianggapnya semakin terlihat jelas. "Jelas ada faksi-faksi dan ternyata pak Ical tak mampu menyatukan. Banyak perpecahan di internal partai. Ada potensi keretakan. Soliditas partai dibawah Pak Ical justru remuk redam," kata Indra.
Sementara itu, Ketua DPD I DKI Jakarta, Priya Ramadhani melihat peringatan Akbar merupakan masukan kepada DPP dan DPD untuk bisa bekerja lebih giat dalam mensosialisikan sosok Ical. "Itu masukan dari dewan pertimbangan. Terima saja dan sekarang di daerah harus segera mensosialisasikan sosok Pak Ical," katanya.
Ia mengatakan di internal partai, Ical memiliki elektabilitas yang tinggi dibandingkan kader-kader lainnya. Karena itu, Priya masih beranggapan Ical adalah sosok yang paling tepat dicalonkan sebagai capres. Persoalan tingkat elektabilitas, hal tersebut dinilainya bisa digenjot.
"Sekarang dengan dorongan dewan pertimbangan kita kerja keras untuk mendorong elektabilitas Pak Ical," kata dia.