Jumat 21 Dec 2012 14:27 WIB

Penanganan Flu Itik di Jatim Lamban

Rep: Amri Amrullah/ Red: Setyanadivita Livikacansera
Seorang warga Sunter memakai masker setelah seorang pemuda berinisial PDY meninggal dunia akibat terjangkit flu burung di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (9/1).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Seorang warga Sunter memakai masker setelah seorang pemuda berinisial PDY meninggal dunia akibat terjangkit flu burung di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Asosiasi Peternak Unggas Lokal Jawa Timur (Jatim) menilai penanganan flu itik yang dilakukan Dinas Peternakan (Disnak) Jatim masih sangat lamban. 

Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Jatim, Mujiono mengatakan, kelambanan Disnak Jatim dan Disnak di Kabupaten/Kota ini terlihat dengan masih adanya itik yang mati mendadak setiap harinya. Disnak, kata dia, hanya memberi himbauan dan koordinasi, tanpa ada bantuan vaksin kepada peternak. Akibatnya, kematian itik ini masih terus terjadi.

"Kami minta Disnak cepat ambil langkah nyata dan bagikan vaksin kepada seluruh peternak unggas, khususnya itik," ujar Mujiono kepada Republika, Jumat (21/12). 

Kematian itik yang terus terjadi ini, telah mengurangi populasi itik di Jatim hingga 30 persen. Hal ini, tentu saja sangat merugikan Peternak. 

Ditambah, harga jual itik saat ini semakin anjlok. "Disnak juga harus pikirkan itu," kata Mujiono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement