REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Berubahnya virus flu burung, H5N1 dari jenis clade 2.1.2 menjadi clade 2.3.2 ditengarai terjadi akibat pergeseran iklim.
"Perubahan iklim yang drastis seperti pemanasan global ini telah membuat virus stres yang menyebabkannya berubah menjadi lebih ganas untuk dapat mempertahankan hidup," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB Agik Suprayogi dalam konferensi pers Orasi Ilmiah IPB di Bogor, Jumat (21/12).
Perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan adalah waktu-waktu yang disukai virus untuk berkembang. Agik menuturkan, sebelumnya, telah ada penelitian yang mengungkap potensi out break penyakit di musim-musim tertentu.
"Potensi out break pada virus flu burung ini mulai Desember hingga Februari," ujarnya. Hal ini dilihat dari kondisi lingkungan seperti curah hujan, kelembapan, angin yang meningkat sementara suhu dan sinar matahari menurun.
Penelitian ini, menurutnya, merupakan early warning system yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk bersiap terhadap kemungkinan serangan penyakit. "Dengan ini, kita jadi bisa mempersiapkan diri agar tidak terserang penyakit," kata Agik.