REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya praktik politik uang menjelang pelaksanaan pilkada berdampak buruk bagi kehidupan berkeluarga.
Pengamat Perludem Agus Melas mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya, golongan ibu rumah tanggap paling rentang terhadap praktik politik uang.
Hal itu terjadi lantaran tim sukses calon biasanya menyisir ibu rumah tangga yang tidak bekerja untuk menggaetnya sebagai calon pemilih potensial.
Kondisi itu dinilainya berbahaya. Sebab, jika kalangan ibu-ibu menjadi sasaran politik uang, maka demokrasi di Indonesia bisa rusak.
“Sekarang ini, calon kalau mau menang, sasarannya bisa kelompok ibu rumah tangga yang rentan terima duit,” kata Agus di diskusi Evaluasi Kesiapan Pemilu 2014 di Gedung KPU, Kamis (20/12).
Agus melanjutkan, “Ini berbahaya, karena yang mengurusi anak dan keluarga sangat permisif dengan politik uang.”
Tren terbaru itu membuatnya khawatir praktik demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran. Pasalnya, kemenangan kandidat bakal ditentukan dengan banyaknya biaya yang dikeluarkannya untuk tim sukses.
Walhasi, kalau terpilih besar kemungkinan mencari cara untuk mengembalikan dana yang dikeluarkannya pada masa kampanye.