REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU--Kematian itik akibat flu burung juga melanda Kabupaten Indramayu. Instansi terkaitpun telah melakukan upaya antisipasi agar kasus tersebut tidak menyebar luas.
Kepala Seksi Pemeriksa Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, drh Dian Daju mengatakan, itik-itik yang positif flu burung itu milik delapan orang peternak di Desa Pagedangan dan Desa Cangko, Tukdana.
Dari total 2.600 ekor itik yang dimiliki para peternak itu, kata Dian, jumlah itik yang mati mencapai 1.100 ekor. "Kejadiannya pada 5 Desember 2012," ujar Dian di Indramayu, Kamis (20/12).
Dian mengungkapkan, sesaat setelah mendapat laporan, pihaknya langsung meluncur ke lokasi dan memeriksa dengan menggunakan rapid test. Hasilnya, itik-itik itu positif mati akibat terserang flu burung.
Pihaknya, ujar Dian, juga mengirimkan sampel itik yang mati itu ke Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner di Kabupaten Subang. Hasilnya, sampel itik itu juga positif flu burung.
Akibat kejadian itu, kata Dian, pihaknya langsung melakukan proses desinfeksi di sekitar lokasi kejadian. Selain itu melakukan biosecurity dan memberi vitamin pada itik-itik yang masih sehat agar tidak tertular.
"Kami juga sudah meminta kepada pemilik itik itu untuk tidak mengeluarkan itik dari kandangnya supaya tidak menyebar," tegas Dian.
Selain pada itik, kematian mendadak juga terjadi pada ayam. Kejadian terakhir menimpa ayam milik Mustain, warga Desa Kaplongan, Kedokanbunder, Kamis (20/12).
Dari hasil pemeriksaan, lima ekor ayam milik Mustain positif terserang flu burung. Petugas langsung melakukan desinfeksi dan membakar bangkai ayam yang mati.
Berdasarkan data di Puskeswan Kabupaten Indramayu, kematian unggas jenis ayam akibat flu burung telah terjadi di sejumlah daerah lainnya di Kabupaten Indramayu sepanjang tahun ini.