REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Sebanyak 250 orang janda pelaku usaha, kecil, dan menengah (UKM) diajak bermitra dengan pelaku usaha skala besar. Hal ini sebagai upaya pemberdayaan perempuan kepala keluarga (Pekka).
‘’Produk UKM yang digerakkkan para janda ini akan didorong masuk pasar modern,’’ ujar Kepala Bidang UKM, Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi, Agus Ernawan, kepada Republika, Kamis (20/12).
Namun, untuk diterima pasar maka produk UKM tersebut harus disesuaikan standarnya.Oleh karena itu, kata Agus, pemkab berupaya memfasilitasi upaya kemitraaan antara pelaku UKM dan pengusaha pasar modern seperti Ramayana.
Salah satunya digelar pada kegiatan kemitraan antara pelaku UKM dengan mitra pengusaha pasar modern di Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kamis pagi.
Dalam kesempatan itu, terang Agus, baru sebanyak 60 janda pelaku UKM yang dipertemukan dengan pengusaha pasar. Sementara sisanya akan diikutkan dalam tahapan berikutnya.
Agus mengatakan, pada pertemuan kemitraan tersebut nantinya pengusaha akan mengungkapkan kriteria produk UKM yang bisa masuk ke tempatnya. Penentuan kriteria produk yang masuk tergantung pada kebijakan masing-masing pasar modern.
Diharapkan, lanjut Agus, selepas acara para pelaku UKM termotivasi untuk meningkatkan kualitas produk. Sehingga produk yang dihasilkannya dapat dikemas semenarik mungkin dan diterima di pasar dengan mudah.
Menurut Agus, para pelaku UKM yang digandeng bermitra dengan pasar modern antara lain bergerak di bidang kerajinan rajutan, usaha ternak, dan pembuatan tas. Mereka merupakan para wanita yang kini menjadi kepala keluarga (KK) karena ditinggal suaminya meninggal dunia maupun perceraian.
Selain membantu pemasaran produk, Pemkab Sukabumi juga mengupayakan fasilitasi permodalan usaha bagi pelaku UKM. Contohnya dengan merencanakan pembangunan lembaga keuangan mikro yang kantornya berada dekat dengan kawasan sentra pelaku UKM.