Kamis 20 Dec 2012 12:52 WIB

Bangsa Maya Ternyata tak Percaya Kiamat, Nah Lho... (Bag-1)

Lingkaran kalender kuno Suku Maya yang dibuat berdasar periode 394 tahun.
Lingkaran kalender kuno Suku Maya yang dibuat berdasar periode 394 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Teguh Setiawan/Wartawan Senior Republika

Inskripsi kedua di Comalcalco menunjukkan bangsa Maya tidak percaya waktu akan berakhir.

Saat diundang berceramah di Tokyo pada 1990-an, fisikawan Stephen Hawking ditanya seorang peserta kuliah umum, “Profesor Hawking, kapan kiamat akan datang?”

Hawking menjawab, “Jika saya katakan besok, bulan depan, atau mungkin tahun depan, pasar saham tidak akan gonjang-ganjing.”

Ketika dunia dibuat gempar oleh ramalan bangsa Maya bahwa kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012, sesuai akhir kalender suku Indian berperadaban tinggi itu, Apolinaro Chile Pixtun— seorang tetua dan tokoh spiritual Maya di Guatemala—kebanjiran pertanyaan, “Apa benar 2012 akan kiamat?”

Chile Pixtun menjawab, “Teori kiamat muncul dari Barat, bukan gagasan bangsa Maya.”

David Stuart, pakar epigrafi Maya dari Universitas Texas, membenarkan hal itu. “Bangsa Maya tidak pernah mengatakan dunia akan berakhir atau meramalkan sesuatu yang buruk akan terjadi di permukaan bumi,” ujar Stuart. “Bangsa Maya hanya merekam ulang masa depan pada Monumen Six.”

Bantahan Chile Pixtun dan Stuart tampaknya tidak cukup. Sejumlah sarjana Barat yakin bangsa Maya memiliki pengetahuan rahasia akan jagad raya. Bangsa Maya tahu kapan poros bumi akan bergoyang dan terjadinya perubahan alignment bintang-bintang setiap tahun.

Bahkan, bangsa Maya tahu apa yang terjadi dengan Matahari sekali dalam 28 ribu tahun, yaitu ketika Matahari berada pada titik terendah di cakrawala atau tatkala garis Matahari berada sejajar dengan titik tengah galaksi Bima Sakti dan itu akan terjadi pada 21 Desember 2012.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement