REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Jumlah penduduk yang semakin banyak membuat lingkungan hidup juga semakin menurun. Semakin banyak manusia tapi sumber daya alam terbatas lingkungan jadi lebih rusak. Demi mengurangi sampah yang ditimbulkan, Unilever mengembangkan model Bank Sampah. Bank sampah ini dikembangkan sebagai pemanfaatan sustainable environment.
Saat ini sudah ada 40 bank sampah yang dikembangkan di Jakarta dan Surabaya. Sistem ini mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah non-organik ke bank sampah untuk kemudian dijual. Hasil penjual dari bank sampah kemudian dikumpulkan dalam tabungan bank sampah.
Salah satu bank sampah yang mendapat binaan Unilever adalah Komunitas Manyar Mandiri Surabaya. Komunitas ini sudah berdiri sejak satu tahun yang lalu. Ada banyak manfaat yang dirasakan dari komunitas ini. Salah satunya adalah pendapatan perbulan melalui pengumpulan sampah. “Saat ini pendapatan perbulan yang diterima melalui bank sampah ini adalah 3 juta perbulan, padahal awalnya hanya hanya 200 ribu perbulan” ujar Indah, salah satu pendiri Komunitas Manyar Mandiri.
Saat ini 20 bank sampah siap berubah menjadi sebuah unit bisnis. Ini dilakukan sebagai solusi dua arah yang berkelanjutan dari Unilever dan masyarakat. Jadi Unilever bisa mengurangi sampah hasil produksinya dan masyarakat bisa mendapatkan keuntungan. “Kita berharap agar lebih masyarakat yang bisa mengikuti bank sampah. Agar semakin banyak orang peduli semakin terjaga lingkungan kita,'' ujar Indah.