REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Jawa Tengah memastikan hingga Rabu (19/12), flu burung pada itik telah menyerang 23 kabupaten kota di Provinsi Jawa Tengah.
Akibat serangan penyakit di 23 daerah ini, sedikitnya 64.285 ekor itik mati dalam tiga bulan terakhir. Serangan paling parah dialami wilayah Kabupaten Demak, Brebes, Pekalongan, Kendal, Sragen, Cilacap serta Kota Tegal.
Kepala Disnakewan Provinsi Jawa Tengah, Ir Whitono MSi, Rabu (19/12), mengatakan, serangan virus flu burung pada unggas itik kali ini lebih ganas dibandingkan dengan kasus flu burung sebelumnya. Ini dapat dilihat dari jumlah angka kesakitan dan angka kematian itik yang terinfeksi.
“Ciri- ciri itik yang terserang virus ini mengalami gejala klinis syaraf seperti sulit berdiri, mata unggas terdapat bercak putih, leher berputar, dan pada kondisi yang parah akhirnya mati,” jelas Whitono.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Ir Eko Sutarti menambahkan, pihaknya mengimbau agar peternakan rakyat sementara mengandangkan itik peliharaannya.
Jika ditemukan itik yang mati, maka kandang harus dikosongkan selama tiga bulan. Selama itu, proses disinfektan harus terus dilakukan untuk memastikan kandang itik steril dari virus flu burung yang mematikan ini.
Menurutnya, virus kali ini merupakan virus baru dan belum pernah ditemukan sebelumnya. Diperkirakan, munculnya virus ini akibat adanya introduksi baru dari luar negeri, mutasi atau migrasi dari burung.