REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah tidak menganggap remeh vonis hukuman mati terhadap TKW di Arab Saudi.
Menurut Saleh, rencana vonis hukuman mati terhadap Sutinah di Arab Saudi tidak boleh dianggap remeh pemerintah. "Menakertrans dan BNP2TKI harus menanggapinya dengan serius,"katanya di Jakarta, Selasa, (18/12).
Sejauh ini, ujar Saleh, belum jelas apakah pemerintah Indonesia akan memenuhi permintaan pembayaran diyat atau denda yang diminta Arab Saudi. Jika hal itu dibiarkan, maka Sutinah pasti dieksekusi mati oleh pengadilan negeri Saudi.
Warga negara lain yang melakukan tindak kriminal di Indonesia, terang Saleh, selalu dibela oleh negaranya secara maksimal. Di Indonesia, pemerintah tidak serius berusaha membebaskan Sutinah.
Padahal, kata Saleh, para TKI sudah diasuransikan sebagai bentuk antisipasi bila hal seperti ini terjadi. Pemerintah sepertinya tidak bisa menekan perusahaan asuransi untuk memenuhi klaim atas nama Sutinah.
Saleh mendorong, adanya audit investigatif terhadap konsorsium perusahaan asuransi yang mengelola dana asuransi TKI. "Jangan sampai muncul dugaan adanya kongkalikong antara Kemenakertrans dan BNP2TKI dengan konsorsium perusahaan asuransi tersebut,"katanya.