Selasa 18 Dec 2012 16:58 WIB

Asosiasi : Pasokan Unggas Indonesia bukan dari Australia

Rep: Dwi Murdaningsih / Red: Citra Listya Rini
Petugas memusnahkan unggas-unggas dan kandangnya di RW 6, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (9/1).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Petugas memusnahkan unggas-unggas dan kandangnya di RW 6, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (9/1). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Federasi Perunggasan Indonesia, Don P. Utoyo menegaskan pasokan unggas di Indonesia sangat berlimpah, sehingga tidak memerlukan impor dari Australia.

Meski keran impor unggas dari Australia ditutup, Utoyo memastikan pasokan unggas di Indonesia dijamin tidak akan kekurangan. Selama ini, kata dia, Indonesia hanya mengimpor produk bahan pakan ternak dari negeri Kangguru. 

"Semua unggas berasal dari dalam negeri. Indonesia juga mengimpor bahan baku pakan ternak dalam bentuk tepung," kata Utoyo ketika dihubungi Republika di Jakarta, Selasa (18/12).

Di kesempatan yang sama, Utoyo mengatakan isu virus flu burung yang mematikan sejumlah itik di wilayah Jawa tidak berdampak pada penurunan harga unggas secara umum. Harga ayam komersial sejauh ini masih normal, ungkapnya. 

Berkenaan dengan adanya puluhan ribu unggas jenis ayam petelur di New South Wales, Australia, yang terdeteksi virus flu burung, Menteri Pertanian Suswono telah memberlakukan larangan impor unggas dari Australia. Larangan impor itu dikuatkan dalam peraturan menteri pertanian yang ditandatangani tertanggal 14 Desember 2012 lalu. 

Australia, kata Suswono sudah menerima pemberitahuan penghentian ekspor unggas ke Indonesia. "Kita menunggu declare dari Asutralia, kalau Australia bilang sudah bebas, baru kita bisa impor lagi," ujar Suswono, Senin (17/12) malam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement