REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Presiden RI BJ Habibie menilai pemimpin harus memiliki wawasan yang menjadi daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan.
"Dalam hal ini yang penting ada wawasan. Ini adalah daya atau kekuatan untuk lakukan perubahan. Tiap pemimpin harus lakukan perubahan," ujar Habibie dalam Silaknas Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) 2012, di Jakarta Convention Center, Selasa (18/12).
Wawasan tersebut, kata Habibie, merupakan daya dorong tegaknya kreativitas. Hal itu harus bersinergi dengan kekuatan yang ada sehingga mampu membuat perubahan.
"Pemimpin harus kerja keras, 24 jam mengabdi," ujarnya.
Pemimpin sejati dinilai juga harus fokus pada hal-hal spiritual. Dia mementingkan kesuksesan untuk amal dibandingkan dengan sekadar kesuksesan duniawi. Pemimpin itu pun harus mengutamakan hubungan relasi penuh kasih sayang dan penuh penghargaan dibandingkan status kekuasaan semata.
"Bukan untuk penghargaan tapi untuk melayani sesama manusia," kata dia.
Pemimpin sejati, lanjutnya, senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek. Kemauan belajar itu ditujukan untuk dirinya dan rakyatnya.
"Dia senantiasa melaraskan dirinya terhadap komitmen untuk layani Allah SWT dan masyarakat," katanya.
Pemimpin yang fokus pada spiritual dinilai Habibie akan mengamalkan kekayaannya. Selain itu, karakter yang harus dimiliki pemimpin itu antara lain menguasai imtaq dan iptek, mau menerima kritik, rendah hati, memahami orang lain, dan kenal dirinya sendiri dengan baik.
"Dia selalu upayakan yang terbaik bagi diri sendiri dan yang dipimpinnya," katanya.