REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI, Boediono meminta Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) tidak sekadar berwacana di menara gading. Sekumpulan cendekiawan, saran dia, harus merasa terpanggil untuk memberikan jawaban pada permasalahan negara.
"ICMI memiliki peran krusial dalam sejarah bangsa. Sebagai kumpulan cendekiawan harus merasa terpanggil untuk berikan jawaban, tidak sekadar berwacana di menara gading," ungkapnya dalam sambutan Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) ICMI 2012 di Jakarta, Selasa (18/12).
Wapres yakin dalam Silaknas akan muncul gagasan segar untuk mencari solusi permasalahan bangsa. Dia mengatakan sependapat dengan pandangan yang melandasi Silaknas 2012 yakni rakyat, terlebih para cendekiawan harus ikut ambil bagian dalam menata kemajuan bangsa dan membangun peradaban.
"Kita tidak boleh terjebak menunggu kehadiran manusia serba unggul, superhuman dari filsuf Nitche, atau superking, atau dekati nabi," kata Boediono.
Menurutnya, pemimpin tidak bisa ditunggu. Akan tetapi, kepemimpinan kreatif harus disusun dari realita yang ada dan berdasarkan struktur di masyarakat saat ini.
"Untuk pandangan itu, kita punya rujukan Rasulullah, bahwa setiap kita adalah penggembala yang akan dimintai tanggung jawab pada pengembalanya," ungkapnya.
Pemimpin harus bertanggungjawab pada rakyat yang dipimpinnya. "Apalagi seorang cendekiawan, adalah seorang pengembala tugas rumuskan peran yg terbaik bagi kepentingan dan kemajuan bangsa," ujarnya.