Senin 17 Dec 2012 18:32 WIB

Golkar Siap Tampung Ruhut

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Dewi Mardiani
Ruhut Sitompul
Foto: Antara/Andika Wahyu
Ruhut Sitompul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar siap menerima kembali Ruhut "Poltak" Sitompul sebagai kader. Kendati begitu, Ruhut mesti melewati sejumlah tahapan yang telah ditetapkan Partai Golkar.

"Ya sebagai anggota tentu Partai Golkar mau menerima Ruhut," kata Ketua DPP Partai Golkar, Hadjriyanto Y Tohari, Senin (17/12).

Hadjriyanto mengatakan, untuk bisa menjadi kader Golkar seseorang mesti mendaftarkan diri terlebih dahulu ke pengurus partai. Selanjutnya, partai akan menerima sebagai anggota sementara.

Selama menjadi anggota sementara, partai akan melakukan penelitian dan penilaian untuk memutuskan apakah anggota sementara bisa menjadi kader tetap atau tidak. "Ruhut harus memenuhi syarat terlebih dahulu untuk menjadi kader tetap," ujarnya.

Seorang kader tetap tidak serta merta bisa menjadi calon legislatif (Caleg) Partai Golkar. Hadjriyanto mengatakan, ada kriteria yang mesti dipenuhi seorang kader untuk bisa menjadi Caleg. Kriteria yang dimaksud adalah pengabdian, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela. Segala kriteria ini juga berlaku bagi Ruhut.

Layaknya politikus, sosok Ruhut punya kelebihan dan kekurangan. Di mata Hajriyanto, kelebihan Ruhut ada pada keberaniannya menyatakan pendapat. Ruhut berani mengambil sikap berbeda pada apa yang dia percaya. Sementara kekurangan Ruhut, imbuh Hajriyanto, pendapat-pendapat yang dia sampaikan sering dilakukan tanpa koordinasi dengan pengurus partai lain. "Ya ada plus-minusnyalah."

Sementara itu Ruhut Sitompul menyatakan dirinya tidak akan kembali ke Partai Golkar. Dia mengatakan akan tetap setia dengan Partai Demokrat. "Enggaklah bos. Aku akan terus di sini bersama Pak SBY," ujar Ruhut.

Menurut Ruhut, Partai Demokrat merupakan partai terakhir baginya berkarir di dunia politik. Dia mengatakan, selama Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono masih menghendaki keberadaannya dia akan terus berada di Demokrat. "Kalau Pak SBY yang minta saya keluar baru saya keluar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement