Senin 17 Dec 2012 17:13 WIB

Balita di Bogor Tewas Akibat Flu Burung

Rep: Ani Nursalikah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI mengumumkan satu kasus baru H5N1 yang telah dikonfirmasi oleh Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Balitbangkes.

 

Korban berinisial IT, berjenis kelamin laki-laki (4 tahun), adalah warga Kampung Nagreg, Desa Gorowong, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pada 30 November 2012, IT mengalami gejala demam kemudian berobat ke Puskesmas Pembantu (Pustu) keesokan harinya, 1 Desember 2012.

Tidak ada perubahan,  keluarga pun membawanya berobat ke sebuah rumah sakit swasta pada 4 Desember 2012. Keluarga kembali membawa IT ke Puskesmas pada 5 Desember 2012. 

Pada sore hari, ia dirujuk ke RSIA swasta untuk rawat inap. Kemudian, IT kembali dirujuk ke RSUD Tangerang karena demam, batuk, dan sesak pada 6 Desember 2012. Sayang, keadaannya semakin buruk dan akhirnya meninggal dunia pukul 23.40 WIB.

"Telah dilakukan penyelidikan epidemiologi ke rumah sakit, rumah IT dan lingkungan sekitar oleh Tim Terpadu Kemenkes dan Dinas Kesehatan setempat. Hasilnya didapat kemungkinan faktor risiko, yaitu kontak langsung dengan bangkai unggas (entok) di sekitar tempat tinggalnya," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan Murti Utami dalam siaran pers, Senin (17/12). 

Dengan bertambahnya satu kasus ini, jumlah kumulatif flu burung di Indonesia sejak 2005 sampai berita ini disiarkan adalah 192 kasus dengan 160 kematian. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tjandra Yoga Aditama selaku focal point International Health Regulation (IHR) telah menginformasikan tentang kasus ini ke World Health Organization (WHO).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement