Sabtu 15 Dec 2012 08:18 WIB

Petani Rawapening Diminta Waspada Banjir

Rep: S Bowo Pibadi/ Red: Indah Wulandari
Petani mencabut bibit padi yang siap ditanam di sawah.
Foto: Antara
Petani mencabut bibit padi yang siap ditanam di sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Para petani sekitar Rawapening, Kabupaten Semarang diminta mewaspadai banjir yang bakal berdampak bagi lahan sawahnya.

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Semarang memprediksi, di sekitar Rawapening sedikitnya ada 400 hektare sawah yang terancam terendam banjir. Hal ini didasarkan dari pemetaan lahan pertanian rawan banjir yang dilakukan Distanhutbun Kabupaten Semarang.

“Berdasarkan pemetaan kawasan Rawapening menjadi salah satu kawasan rawan banjir akibat daya tampung debit Rawapening yang menurun akibat sedimentasi,”terang Kepala Bidang Pertanian, Distanhutbun Kabupaten Semarang, Fadjar Eko, Sabtu (15/12).

Ia juga menyebutkan, pada musim penghujan tahun 2011 lalu tingginya curah hujan tak sampai merendam lahan pertanian di sekitar Rawapening. Namun, ada beberapa yang rusak karena jebolnya tanggul sungai Galeh di kawasan Ngrapah, Banyubiru.

Untuk tahun ini curah hujan diprediksi akan semakin tinggi, sehingga perlu diwaspadai. Fadjar menyebutkan, sawah yang kemungkinan terendam banjir ada di kawasan Ambarawa dan Banyubiru.

Namun begitu, banjir yang disebabkan oleh meluapnya Rawa Pening tergantung curah hujan dan sitem buka tutupnya pintu air di Tuntang. Jika permukan air rawa menunjukkan angka di atas ketinggian normal, nantinya anti akan dibuka. Kalau tidak dibuka maka sawah bisa di kawasan Banyubiru dan Ambarawa akan terendam banjir.

Agar lebih aman, masih jelas Fadjar, pihaknya meminta petani di sekitar Rawapening, terutama di batas patok merah agar menunda penanaman. Sehingga petani tidak akan mengalami kerugian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement