REPUBLIKA.CO.ID,SIDOARJO--Tanggul penahan lumpur Lapindo pada titik 80 sampai dengan 81 kini kondisinya kritis, bahkan belum ada tanda-tanda diperbaiki sehingga sangat potensial melahirkan bencana banjir lumpur bagi beberapa desa sekitar tanggul.
Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Hengki Listria di Sidoarjo, Jumat mengatakan bahwa kini BPLS telah menyiapkan pompa untuk mengurangi debit air yang ada di dalam kolam penampungan.
"Saat ini BPLS akan berkonsentrasi untuk mengurangi tekanan dari dalam kolam penampungan dengan menggunakan pompa air," katanya saat dikonfirmasi.
Ia mengemukakan, ada dua pompa air yang disiagakan dengan tujuan untuk mengurangi debit air yang ada di dalam kolam penampungan.
"Sehingga, kalau hujan turun di kawasan luapan lumpur bisa segera dialirkan dan tidak mengganggu tekanan yang ada di dalam kolam penampungan," katanya.
Ia mengatakan, tanggul penahan lumpur yang mengalami kondisi kritis tersebut sepanjang seratus meter antara titik 80 sampai dengan titik 81.
"Tapi dalam pemantauan kami, tanggul tersebut masih aman dan masih jauh dari kemungkinan terjadinya jebol tanggul akibat desakan tekanan dari dalam," katanya.
Ia mengemukakan, saat ini tinggi antara puncak tanggul penahan lumpur dengan air yang ada di dalam kolam penampungan sekitar satu meter lebih.
"Itu artinya kondisi tersebut masih aman, meskipun tidak ada perbaikan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo selama beberapa bulan terakhir," katanya.
Ia berharap agar pihak terkait segera mengatasi hal itu mengingat saat ini merupakan musim hujan yang dikhawatirkan akan mengganggu kondisi tanggul.