REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Barat kekurangan sekitar 200 ribu labu darah tiap tahunnya.
’Untuk amannya, stok darah harus ada dua persen dari jumlah penduduk. Kalau ada permasalahan, jadi bisa terpenuhi akan aman,’’ ujar Ketua PMI Jabar, Adang Rohjana usai acara Pelepasan Pendonor 100 Kali, Kamis (13/12).
Idealnya, lanjut Adang, stok darah di Jabar harus ada sekitar 500 ribu labu darah. Namun, saat ini stok yang ada di PMI Jabar hanya sekitar 347 ribu labu. Kekurangan stok darah tersebut terjadi salah satunya karena rendahnya tingkat pendonor pemula akibat masih kurangnya sosialisasi.
Jumlah pendonor di Jabar saat ini hanya sekitar 150 ribu sampai 200 ribu pendonor per tahun. Pendonor darah itu, kebanyakan masih individu yang sama dan bukan pendonor baru.Untuk memenuhi kebutuhan stok, kata dia, PMI Jabar harus menambah jumlah pendonor sebanyak-banyaknya.
PMI Jabar pun, harus mengubah pola pikir masyarakat yang masih enggan melakukan donor darah. Upaya yang dilakukan untuk mengubahnya dengan menggunakan metode 'satu buah contoh lebih baik dari 1.000 nasihat'.
Metode ini mengharuskan petugas PMI untuk memberikan contoh kegiatan donor darah secara langsung kepada masyarakat. Selain itu, menurut Adang, PMI Jabar juga akan mengandalkan anggota Palang Merah Remaja (PMR) untuk menarik pendonor pemula.
"Pendonor darah itu ada dua golongan, yakni pendonor pengganti dan pendonor sukarela. Nah, yang sukarela ini yang harus digalakan," tegasnya.