Kamis 13 Dec 2012 10:30 WIB

Petani di Kupang Diminta tidak Manja

Petani saat musim panen (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Petani saat musim panen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Petani di daerah Kupang diminta untuk tidak manja, hanya dengan mengharapkan bantuan benih dari pemeritan. Hal itu diungkapkan Bupati kupang, Ayub Titu Eki.

"Bibit yang dimiliki pemerintah sangat terbatas dan tidak mungkin memenuhi semua kebutuhan masyarakat petani yang ada di wilayah itu," kata Bupati Titu Eki di Kupang, Kamis (13/12).

Ia mengatakan, tahun-tahun lalu tanpa bantuan bibit dari pemerintah, masyarakat petani saat itu bisa menanam dengan bibit yang disiapkan sendiri. Itu menunjukan kemandirian petani. Setiap petani seharusnya menyediakan sisa hasil panen pada tahun sebelumnya dan dijadikan bibit untuk musim tanam tahun mendatang.

Hal itu tidak lagi dilakukan oleh sebagian petani sekrang ini, sehingga ketergantungan terhadap bantuan bibit dari pemerintah terus ada. Kondisi ketergantungan yang selalu mewarnai setiap awal musim tanam tersebut, akan berdampak pada keterlambatan persiapan lahan untuk mulai menanam.

Hal lainnya, kata dia jika dalam kondisi tertentu di mana pemerintah tidak memiliki cukup benih untuk dibagikan kepada semua masyarakat petani yang ada, dapat dipastikan ada lahan yang tidak bisa digarap akibat ketiadaan benih. "Ini kondisi yang sangat merugikan petani sendiri," kata dia.

Menurut dia, 80 persen masyarakat di Kabupaten Kupang adalah petani, nelayan dan peternakan, sehingga jika aktivitas pertaniannya tidak dilakukan pada satu kali musim tanam saja, maka akan sangat mengganggu pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut.

Dengan kondisi persentase jumlah masyarakat petani yang begitu banyak di Kabupaten Kupang itu, telah membuat pemerintah untuk lebih memberikan perhatian kepada masyarakat petani demi peningkatan produktivitas hasil pertaniannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement