Selasa 11 Dec 2012 22:18 WIB

Jumlah Korban Longsor Sukabumi Masih Simpang Siur

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tanah longsor (ilustrasi).
Foto: Antara
Tanah longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah penambang emas ilegal yang menjadi korban timbunan longsor di Sukabumi hingga kini masih simpang siur. Beberapa sumber menyebutkan ada 13, 15, 20, dan 21 yang orang belum ditemukan.

"Para gurandil (penambang emas ilegal) tidak mengaku dan mengenal semuanya," ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (10/12) malam. 

Sutopo mengatakan saat ini pihak kepolisian setempat masih memastikan informasi yang benar.

Hujan deras di kawasan Gunung Buleud menyebabkan longsor di Kampung Cibangbang Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Senin (10/12) pukul 17.00 WIB. Akibatnya pencari emas ilegal yang melakukan penggalian di kawasan tersebut tertimbun longsor.

Sutopo menyebut hingga kini ada dua orang korban longsor yang tercatat meninggal. Mereka adalah Yanto (21), warga Kampung Pasirceuri, Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi dan Aep (45), warga Kampung Cireksa RT 03/02, Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. 

BPBD Sukabumi masih melakukan pendataan dan memberikan bantuan makanan siap saji 200 nasi bungkus per hari bagi para tim SAR gabungan yang terdiri TNI, Polri, Basarnas, BPBD, Tagana, relawan dan masyarakat.

Sore hari evakuasi dihentikan karena hujan deras yang dikhawatirkan terjadi longsor susulan. Pencarian dilakukan manual dengan peralatan seadanya.

"Kendaraan alat berat tidak dapat diturunkan karena lokasi berada di perbukitan," kata Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement