Selasa 11 Dec 2012 21:59 WIB

Kemenkes Antisipasi Mutasi Virus Flu Burung

Rep: Lingga Permesti/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi vaksin flu burung.
Foto: ANTARA
Ilustrasi vaksin flu burung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini, ratusan ribu unggas jenis itik milik peternak di Pulau Jawa mati mendadak akibat virus Avian influenza atau yang lebih dikenal dengan H5N1.

Kematian unggas itu terjadi di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat. Dikhawatirkan, virus tersebut menyerang manusia meski hingga saat ini belum ada laporan mengenai penderita suspect.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K) mengatakan,  mutasi pada virus influenza memang dapat terjadi, dan sudah selalu terjadi di berbagai negara.

"Yang. sekarang terjadi adalah mutasi virus flu burung H5N1 yang menjadi clade (jenis) baru yaitu clade 2.3.2. Mutasi ke clade 2.3.2 sekarang ini pada unggas, selain di Indonesia juga dilaporkan di Vietnam, Kamboja, Nepal, India, Bangladesh, Bhutan, Japan, Korea dan Hong Kong," jelasnya.

Sampai sejauh ini, ungkapnya, tidak ada manusia di Indonesia yang tertular dengan virus flu burung H5N1 clade yang baru ini. "Kemenkes sudah melakukan antisipasi dan kewaspadaan misalnya, membuat surat edaran ke dinas kesehatan di daerah, agar mewaspadai kalau ada kematian unggas dalam jumlah besar," terangnya.

Kemenkes juga meminta Dinkes di daerah untuk mencegah dan mengawasi kemungkinan manusia kontak dengan kematian unggas dalam jumlah besar. "Kalau sekiranya ada kontak dekat manusia dengan kematian unggas dalam jumlah besar, maka dilakukan prosedur penanganan dengan baik," tambahnya.

Kemudian, ujarnya lagi, dinkes di daerah perlu mengecek logistik, melakukan koordinasi dan monitoring serta melaporkan bila terdapat perkembangan yang perlu diwaspadai

"Koordinasi dengan kementerian lain juga mutlak diperlukan misalnya berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memantau perkembangan yang ada, serta dengan para ahli terkait. Juga setiap perkembangan yang ada dan bahan ilmiahnya selalu disebarkan ke daerah-daerah,"ungkapnya.

Selain itu Kemenkes melakukan koordinasi dengan organisasi internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement