REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG AMPEK -- Sekitar 2.000 jiwa di lima kejorongan (kelurahan) di Nagari (Desa) Batahan, Kecamatan Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat terisolasi akibat ambruknya jembatan Sungai Batang Batahan, Selasa.
"Jembatan itu ambruk sekitar pukul 14.00 WIB. Satu unit mobil L300 yang sedang melintas ikut jatuh ke dalam sungai," kata Wali Nagari Batahan, Syamsir Alam.
Dia mengatakan, akibat ambruknya jembatan itu arus transportasi ke lima kejorongan itu putus total. Sekitar 2.000 jiwa atau 600 kepala keluarga (KK) terisolasi karena jalan menuju kampung mereka putus.
Lima kejorongan yang terisolasi itu yakni Jorong Paraman Sawah, Jorong Taming Tengah, Jorong Taming Julu, Jorong Silayang Mudik dan Jorong Tanjung Larangan
Beruntung supir L300, Pernandes selamat. Saat ini tim dari nagari, kecamatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih di lokasi untuk melihat dan memberikan pertolongan kepada warga yang membutuhkan.
Menurut dia, jembatan itu ambruk karena sudah berumur tua disertai dengan aliran air sungai yang selalu besar ketika hujan datang.
Akibatnya, jembatan sepanjang 65 meter dengan tinggi 17 meter dan lebar sekitar 2 meter itu ambruk yang mengakibatkan jalur transportasi putus total.
"Saat ini warga yang ingin bepergian terpaksa menempuh jalur alternatif sejauh 14 kilometer. Itu pun tidak bisa ditempuh jika musim hujan karena menggunakan jalan tanah dalam perkebunan yang licin dan berbahaya," katanya.
Pihaknya berharap pemerintah kabupaten dapat memperbaiki jembatan itu dengan cepat karena merupakan satu-satunya akses menuju lima kampung itu.
Meski ada jalur alternatif, katanya, harus ditempuh dengan risiko yang tinggi dan membutuhkan waktu sekitar 60 menit perjalanan.
"Warga yang membawa hasil pertanian tidak akan bisa menjualnya ke luar kampung karena hanya bisa dibawa melalui jembatan itu. Kita juga berharap juga ada bantuan perahu karet dari Badan SAR untuk membawa anak-anak sekolah yang sedang ujian," katanya.