Selasa 11 Dec 2012 13:19 WIB

Disdik Jatim Segera Tarik LKS yang Menghina Gusdur

Rep: Amri Amrullah/ Red: Heri Ruslan
Sejumlah warga menggelar acara peringatan 1.000 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di DPP PKB, Jakarta, Rabu (26/9).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Sejumlah warga menggelar acara peringatan 1.000 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di DPP PKB, Jakarta, Rabu (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur (Jatim) berjanji akan segera menarik Lembar Kerja Siswa (LKS) yang isinya dinilai menghina mantan Prsiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

"Akan segera kita tarik. Karena bila isi LKS ini memang telah melecehkan, apalagi itu mantan Presiden serta telah meresahkan masyarakat akan segera kita ambil tindakan cepat," ujar Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jatim, Harun kepada rekan wartawan,Selasa (11/12).

Menurut dia, sejak awal pemerintah sudah memberikan perhatian terhadap LKS sebagai alat bantu belajar mengajar. Ia mengatakan, pembuatan LKS pun tidak main-main.

Apalagi, kata dia, pemantauan dan mekanisme yang bertanggung jawabnya sudah cukup ketat dan jelas. "Kadang-kadang oknum ini yang memanfaatkan," terangnya tanpa menyebutkan oknum yang dimaksud.

Didik Jatim berjanji akan segera berkoordinasi dengan UPTD setempat terkait tersebarnya LKS tersebut.

LKS yang meresahkan kembali muncul di Gresik.  Dalam LKS terbitan CV Hayati Tumbuh Subur Surakarta itu memuat pertanyaan yang dinilai masyarakat telah menghina GuS Dur.

Dalam soal itu disebutkan Gus Dur korupsi dalam Brunai Gate dan Bulog Gate. Kalimat itu tertera dalam halaman 35. Kalimat pertanyaan itu pun diulangi lagi dalam soal tanya jawab di soal nomor 9 dan 15, halaman 40.

Dalam soal pilihan ganda tertulis, ''Apakah kasus korupsi yang menimpa Abdurahman Wahid sehingga dipecat dari kursi kepresidenan ? Baru di bawahnya ada pilihan jawaban; Pertamina Gate, Bulog Gate, Pelni Gate, Garuda Gate dan President Gate.

Alhasil kemunculan LKS ini pun kembali membuat berang warga Nahdliyin yang menghormati Gusdur sebagai Ulama dan tokoh NU.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement